Mohon tunggu...
Aat Atoilah
Aat Atoilah Mohon Tunggu... Guru - Hanya orang biasa yang ingin terus belajar dan memperbaiki diri

Tetap semangat mencari inspirasi baru...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perjuangan dan Kehidupan Sederhana di Suku Baduy Lebak Banten

19 Januari 2022   15:47 Diperbarui: 20 Januari 2022   22:34 1557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
togu atau icon wisata budaya baduy

Siapa yang pernah dengar kata badui? siapa barang kali diantara kita yang sudah pernah kesana? atau hanya lihat dan dengar dari medsos, atau via televisi serta youtube? 

Beberapa tahun lalu sebelum masa pandemi datang, kali pertama saya ketempat yang katanya lokasi wisata alam dan kearifan lokal. dulu saya hanya katanya-katanya dan mendengar dan melihat dari beberapa cerita dan tayangan melalui media baik televisi maupun mendsos atau youtube. 

Dan pada Minggu, 16 Januari 2022 saya berkunjung kembali bersama teman-teman dari keluarga besar SMKN1 Puloampel, Serang, Banten. 

Mungkin tulisan ini menjadi saksi atas perjalanan observasi dan pengamatan  serta sebagai pendidikan untuk kita semua. yang pastinya sudah banyak dan sering kita dengar dari penjelasan dan tayangan yang sudah-sudah. namun akan saya tulis kembali bebarapa momen yang saya lihat disana. 

Pertama, ingin saya jelaskan dulu bahwa orang baduy terbagi dua yaitu baduy dalam dan baduy luar. 

Sayangnya saya hanya bisa melihat baduy luar padahal sangat penasaran apa saja yang ada pada baduy dalam. namun meskipun demikian saya tetap bersyukur bisa melihat-lihat yang ada di baduy luar.

Suku Badui atau kadang sering disebut Baduy merupakan masyarakat adat dan sub-etnis dari suku Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. 

Populasi mereka sekitar 26.000 orang, mereka merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menutup diri mereka dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk didokumentasikan, khususnya penduduk wilayah Badui Dalam.

Secara etnis Badui termasuk dalam suku Sunda, mereka dianggap sebagai suku Sunda yang belum terpengaruh modernisasi atau kelompok yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar.

Masyarakat Badui menolak istilah "wisata" atau "pariwisata" untuk mendeskripsikan kampung-kampung mereka. 

Sejak 2007, untuk mendeskripsikan wilayah mereka serta untuk menjaga kesakralan wilayah tersebut, masyarakat Badui memperkenalkan istilah "Saba Budaya Baduy", yang bermakna "Silaturahmi Kebudayaan Badui (wikipedia).

Keluarga besar smkn1 puloampel serang banten
Keluarga besar smkn1 puloampel serang banten

Baiklah sekarang saya ingin berbagi sedikit pengalaman setelah saya berkunjung ke baduy.

Pertama, saya mulai dari cerita perjalanan yang cukup jauh dari lokasi saya tinggal di Kecamatan Puloampel, Serang, Banten ke lokasi baduy  lebak banten. Berangkat pukul 08.00 sampai lokasi  pukul 10.00 jadi perjalannya kurang lebih sekitar 3 jam.

Kedua, tempat parkir yang kurang luas. hal itu yang menyebabkan mobil atau kendaraan lainnya akan susah dan terasa sempit, dan disitu pula dapat saya simpulkan wisata baduy telah banyak dikunjungi dari berbagai penjuru indonesia. mungkin ini sebagai evaluasi agar lebih baik lagi sehingga memberikan kenyamanan terhadap pengunjung. selain parkir mobil juga disekitarnya sudah banyak warung makan, warung biasa, pedagang lainnya serta terdapat minimarket seperti indomaret dan alfamaret. 

Ketiga, memasuki gerbang atau jalan utama, disambut dengan beberapa kios atau warung yang menjual pernak pernik yang berkaitan dengan khas baduy. seperti gula aren, madu, batik baduy gantungan kunci dan kreasi kreatif lainnya.perlu dicatat masuk ke tempat wisata baduy tak dipungtu biaya alias gratis.

Keempat, jalan setapak yang berbukit dan berbatu. jalan adalah salah satu akses dan suatu yang sangat digemari oleh pengunjung. karen track perjalanan yang menantang nan jauh itulah yang dikagumi oleh kita semua. selain pemandangan yang indah juga ada beberapa hal yang bisa kita temuai seperti para penduduk yang sedang membangun rumah dari kayu dan atapnya terbuat dari daun kelapa atau daun pohon aren, ada pemandangan anak-anak yang cantik-cantik dan ganteng-ganten, ada pula nenek-nenek dan wanita yang sedang membuat tenun kain, kemudian terlihat juga anak-anak yang menjajakan dagangan kecil-kecilan seperti snack, air mineral dan lain-lain. hal yang unik juga saya temui yakni ada anak-anak yang menjual tongkat kayu yang berfungsi untuk menopang atau membantu pejalan kaki saat berjalan. yang saya kagumi adalah jalan setapak nan panjang itu entah berapa kilo jaraknya adalah terbuat  dari batu yang di tap-tap sepanjang jalan. seperti batako atau pavingblok tetapi bahannya semua dari batu yang ditap rapih. adapula anak-anak badyu yang mengangkut barang-barang pengunjung, kemudian mengangkut atau memikul hasil bumi seperti buah durian dll. terlihat pula lalu lalang berpapasan baik orang baduy laki-laki maupun wanita berjalan kaki.

Kelima, rumah dan lumbung padi. yah hal yang menarik lagi adalah bangunan rumah yang seperti panggung dan terbuat dari kayu, bambu dan beratap semacam daun kelapa yang dirakit, tak jarang pula penduduk atau pemiliki rumah sedang duduk-duduk santai diteras rumahnya. kemudian lumbung padi yang rasanya terlihat banyak sekali. hampir setiap sudut kampung atau sudut jalan kita jumpai.

Keenam, pepohonan dan tanaman padi. pepohonan disana rindang sekali, dan pohon-pohon tersebut berdiri tegak dan subur mungkin seperti pohon  buah rambutan, kecapi, durian, dukuh, aren, pisang  dan pohon buah-buahan lainnya. tanaman padi juga mendominasi diarea atau kebun warga tersebut. 

Ketujuh, jembatan terbuat dari bambu dan sungai yang besar dan bersih. hal yang menarik juga adalah kita melintasi jembatan kali yang terbuat bambu yang dirangkai dan diikat dengan rotan atau tali yang terbuat dari ijuk, yang lebih menarik lagi diperbatasan para wisata adalah sungai besar yang terdapat jembatan panjang sekitar 50 meter sepertinya itu juga yang menjadi salah satu icon wisata baduy. kerapap juga melihat warga yang mendi disungan termasuk saya juga merasakan betapa sejuknya air sungai yang bersih dan masih alami tersebut. satu lagi saya juga melihat warga yang memindahkan balok kayu besar memanfaatkan aliran sungai, sehingga tak perlu dipanggul atau dipikul hanya dengan cara menghayutkan kayu tersebut hingga mencapai tujuan. sungguh luar biasa.

Kesimpulannya dari beberapa yang telah diuraikan adalah pelajaran bagi kita bahwa hidup yang sederhana juga bisa menjadi alternafif disisi lain yang saat ini dengan berkembangnya zaman masih ada yang melestarikan nilai-nilai leluhur yang masih setia menjaga dan menyatu dengan alam. mereka bisa tetap berjuang untuk bertahan hidup dan mempertahankan warisan budaya. meski menutup diri dari kehidupan yang modern. mungkin masih banyak hal dan misteri yang belum diketahui nilai-nilai luhur lainnya yang ada disana. semoga baduy tetep menjadi cagar budaya dan wisata yang terus dijaga dan dibangun agar kita bisa terus belajar dari kehidupan mereka disana. sekian semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun