Mohon tunggu...
Aat Nurhayati
Aat Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Asesor GTK CGP Angkatan 8 Kabupaten Sumedang Komite Pembelajaran Sekolah Penggerak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Pemahaman Penerapan Disiplin Positif

26 Juli 2023   09:54 Diperbarui: 26 Juli 2023   10:08 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedisiplinan merupakan masalah yang selalu menarik diperbincangkan khususnya dalam konteks pendidikan di sekolah. Berbagai pendekatan sudah dilakukan oleh guru tapi pelanggaran disiplin di sekolah terus terjadi. Sehingga peran dan karakter guru sebagai pendamping murid di sekolah perlu untuk terus dikembangkan. Hal tersebut terjadi juga di SMPN 1 Jatinunggal. Semua guru SMPN 1 Jatinunggal menyadari bahwa pendekatan yang selama ini dilakukan masih kurang efektif.

Banyaknya pelanggaran disiplin yang dilakukan siswa SMPN 1 Jatinunggal mendorong saya mempelajari dan mengimplementasikan Disiplin Positif baik itu di Platform Merdeka Mengajar atau melalui pembelajaran di modul 1.4 pada Program Guru Penggerak. Disiplin positif adalah pendekatan dalam pengelolaan perilaku siswa yang berfokus pada solusi dari sebuah kesalahan bukan pada masalahnya, tujuannya adalah untuk penguatan hubungan positif antara siswa dan guru. Dalam beberapa tahun terakhir, disiplin positif telah menjadi perhatian utama di dunia pendidikan, termasuk di Indonesia, sebagai salah satu alternatif pendekatan disiplin tradisional yang cenderung otoriter. 

Di tahun ajaran 2023/2024 ini saya berkesempatan menjadi wali kelas 9D yang menurut catatan yang saya dapatkan, banyak siswa yang “memiliki masalah” kedisiplinan di kelas ini. Saya membuat keyakinan kelas dengan menanyakan kelas yang nyaman itu seperti apa? Pembelajaran seperti apa yang mereka mau? Dari jawaban para murid, saya mendapatkan data bahwa ada keinginan mereka tentang pembelajaran yang selama ini tidak mereka dapatkan. Keyakinan kelas yang kami rancang adalah tentang kenyamanan, yang berarti bahwa setiap murid ingin belajar dengan nyaman, yang berdampak pada kewajiban setiap murid untuk menjaga kenyamanan murid lain. 

Saya merasa bahwa memahami murid, merancang keyakinan kelas, menerapkan restitusi, memahami kebutuhan dasar murid sebagai seorang manusia, dan konsep disiplin positif lain juga perlu disebarluaskan supaya ada pemahaman bersama dan saling berbagi ide dengan guru lain di sekolah dimana sebagian guru sudah menerapkan disiplin positif ini di sekolah. Sehingga saya melakukan desiminasi di SMPN 1 Jatinunggal. Artikel ini akan menyajikan kesimpulan dan refleksi mengenai pelaksanaan diseminasi implementasi disiplin positif di SMPN 1 Jatinunggal.

Pelaksanaan disiplin positif di sekolah SMPN 1 Jatinunggal telah menunjukkan berbagai keuntungan dan tantangan. Pendekatan disiplin positif telah membantu meningkatkan hubungan antara murid dan guru. Guru yang sudah menerapkan disiplin positif lebih cenderung memahami kebutuhan dan emosi siswa, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung belajar. Contohnya adalah yang terjadi pada salah satu murid yang jarang memakai baju seragam dan menutupinya dengan menggunakan sweater tiap hari, dengan pendekatan disiplin positif akhirnya didapatkan data bahwa anak tersebut baju seragamnya sudah sempit dan orang tuanya belum bisa membelikan baju pengganti. Bisa dibayangkan jika tidak dilakukan pendekatan yang baik, guru langsung menghukum murid tersebut maka akan berdampak buruk terhadap mental murid tersebut.

Dengan fokus pada solusi dan penguatan perilaku positif, murid cenderung lebih disiplin dan bertanggung jawab terhadap tindakan mereka. Hal ini berdampak positif pada tingkat kehadiran dan partisipasi murid di sekolah.

Implementasi disiplin positif telah membantu mengurangi insiden perilaku negatif seperti perilaku agresif dan melanggar peraturan di sekolah. Murid merasa lebih aman dan nyaman di lingkungan yang menerapkan disiplin positif. Lingkungan yang aman ini berkontribusi pada peningkatan konsentrasi dan fokus murid pada pembelajaran.

Refleksi

Meskipun disiplin positif menawarkan banyak manfaat, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam implementasinya. Keberhasilan disiplin positif bergantung pada konsistensi dari seluruh staf guru dan karyawan sekolah. Jika pendekatan ini hanya diterapkan oleh beberapa guru saja, maka hasilnya mungkin tidak akan maksimal. selain itu, penting untuk memberikan pelatihan dan pendampingan yang memadai kepada guru dalam menerapkan disiplin positif dengan efektif. Tanpa pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip dan tekniknya, pelaksanaan bisa menjadi kurang efektif.

Selain itu keterlibatan orang tua dalam proses disiplin positif sangat penting. Orang tua perlu diberdayakan dengan pengetahuan dan dukungan untuk memperkuat prinsip-prinsip disiplin positif di rumah dan menciptakan konsistensi dalam pendekatan di sekolah dan di rumah. Tentunya penerapan disiplin positif pada implementasinya akan menemukan hambatan, setiap murid adalah individu yang unik dengan kebutuhan dan tantangan masing-masing. Dalam beberapa kasus, ada murid yang memerlukan pendekatan yang lebih khusus dan mendalam dalam mengatasi masalah perilaku mereka. Sehingga sikap sabar guru ataupun orang tua perlu terus dilatih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun