Sepanjang dua (2) minggu terakhir, ketika perhatian pemerintah dan masyarakat terkonsentrasi pada pandemi covid-19, dan upaya pemulihan ekonomi nasional, seketika perhatian publik terpecah dengan munculnya beberapa peristiwa yang sarat dengan nuansa aroma politik.
Ada 2 (dua) kejadian utama yang sangat menonjol serta memiliki relasi, tersaji dihadapan kita. Pertama, deklarasi sejumlah tokoh dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) pada Selasa (18/08/2020). Kedua, deklarasi Giring Ganesha, politisi muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI), sebagai calon presiden Republik Indonesia (RI) 2024 (Senin, 24/08/2020).
Menarik mengikuti perkembangan respon publik terhadap kedua deklarasi diatas, banyak pro dan kontra yang tersaji menyangkut kedua hal tersebut. Umumnya komentar publik, mengerucut pada pendapat, bahwa masing-masing peristiwa deklarasi memiliki relasi yang erat hubungannya dengan strategi pemilihan presiden 2024.
Walaupun, salah satu deklarasi tidak secara tegas menyatakan tujuannya untuk kepentingan pemilihan presiden 2024, namun dengan cepat penilaian persepsi publik terbentuk berdasarkan tanda-tanda yang muncul dari momentum dan tokoh yang hadir dalam deklarasi itu sendiri.
Sepintas, dalam kedua peristiwa diatas, ada pola yang dapat kita lihat, dari sisi karakteristik generasi masing-masing tokoh sentral yang ada. Yang pertama, deklarasi KAMI, dimotori dan dipenuhi dengan tokoh-tokoh yang mayoritas masuk dalam generasi baby boomers dan sebagian kemungkinan dari generasi X.
Sementara itu, sebaliknya deklarasi Giring Nyapres 2024 merupakan representasi dari kaum yang umumnya masuk dalam kategori generasi Y, atau lebih dikenal dengan istilah generasi milenial.
Deklarasi Baby Boomers KAMI
Tidak sulit rasanya mengidentifikasi profil mayoritas tokoh sentral yang hadir dalam deklarasi KAMI, dari sisi tahun kelahiran. Terlihat bahwa rata-rata yang ikut menghadiri deklarasi KAMI umumnya berasal dari kohort yang sama. Istilah kohort erat hubungannya dengan penamaan generasi yang memiliki tahun kelahiran pada titik yang kurang lebih berada dalam rentang yang sama.
Generasi baby boomers lahir antara tahun 1946-1964. Sebut saja Din Syamsuddin yang lahir tahun 1958, Gatot Nurmantyo kelahiran tahun 1960, Rocky Gerung lahir pada tahun 1959, Abdullah Hehamahua lahir tahun 1947, Rochmat Wahab lahir tahun 1957, Said Didu lahir tahun 1962, Syahganda Nainggolan lahir tahun 1965.
Karakter utama dari generasi ini, disiplin dan pekerja keras, mereka juga sangat matang dalam pengambilan keputusan, tidak suka menerima kritik, dan tidak suka dengan perubahan.
Deklarasi Milenial Giring
Kondisi yang cukup berbeda, terlihat dalam barisan yang ikut mendukung Giring Ganesha jadi calon presiden Republik Indonesia (RI) 2024. Giring sendiri tercatat lahir pada tahun 1983, dan saat ini merupakan Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), yang identik dengan partainya anak muda kaum milenial.
Kelompok generasi milenial (generasi Y), umumnya memiliki rentang kelahiran dari tahun 1980-2000. Karakter khas generasi ini mudah dikenali dari adaptifnya mereka terhadap pemanfaatan teknologi terkini, yang senantiasa berkembang dengan sangat cepat, dalam kesehariannya.
Generasi ini juga penuh dengan ide-ide yang sangat visioner dan inovatif, serta sangat ambisius dalam bekerja. Mereka juga multitasking, selalu mencari tantangan, ulet bekerja, dan terbuka pada kritik yang diberikan.
Kompetisi Antar Generasi
Kalau kita mengamati dua (2) peristiwa deklarasi diatas, ada kesan bahwa sebenarnya sedang terjadi pertarungan eksistensi dua kelompok generasi yang kutub kohortnya cukup berbeda secara signifikan. Baik dari rentang tahun lahir, yang terpaut cukup jauh, maupun karakteristik masing-masing generasi yang diwakilinya.
Generasi baby boomers yang diwakili melalui peristiwa deklarasi KAMI, cenderung merasa memiliki pengalaman yang lebih mumpuni dalam kelompok generasi yang ada secara keseluruhan. Ini disebabkan, tingkat kematangan kelompok ini dalam melewati pengalaman kehidupan dimasa lalu, membentuk karakter yang ada saat ini.
Kondisi ini cukup berbeda, jika dibandingkan dengan kelompok milenial (generasi Y), yang pada umumnya belum memiliki kematangan dalam pengalaman kehidupan. Namun energi optimis dari generasi milenial ini, mendorong terbentuknya karakter yang senantiasa dapat menerima tantangan baru, serta mampu mendorong terjadinya perubahan inovatif pada lingkungan dimana mereka berada.
Dan ada satu hal yang cukup penting untuk kita catat, terkait dengan deklarasi KAMI, dan juga deklarasi Giring Nyapres 2024. Ternyata, deklarasi kaum milenial lebih terbuka dan menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi, untuk menyatakan keikutsertaannya sebagai calon presiden Republik Indonesia (RI) 2024.
Sementara itu, deklarasi kaum baby boomers, kelihatannya kurang percaya diri, sehingga memilih untuk mengembangkan retorika terlebih dahulu, baru kemudian di masa mendatang menyatakan sikap terkait calon presiden Republik (RI) 2024. Mari kita tunggu!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H