Mohon tunggu...
Ahmad AbuRizki
Ahmad AbuRizki Mohon Tunggu... Lainnya - A. A. Rizki

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Pembelajaran Daring Terhadap Pendidikan Karakter Siswa SDN 3 Klampok

3 Februari 2022   11:39 Diperbarui: 3 Februari 2022   11:43 2835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhir tahun 2019, dunia digemparkan dengan adanya berita mengenai munculnya virus yang berasal dari kota Wuhan, China. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamai virus ini dengan sebutan COVID 19. Virus ini mudah menular dan mudah beradaptasi disegala tempat dan kondisi, yang menyebabkan virus ini cepat menyebar ke seluruh dunia.

Bulan Februari 2020 merupakan awal mula masuknya virus COVID 19 ke Indonesia. Penyebaran COVID 19 di Indonesia bermula ketika datangnya warga Indonesia yang baru pulang dari Wuhan yang terinfeksi virus COVID 19. Masyarakat dibuat panik dengan berita adanya virus COVID 19 yang masuk di Indonesia. Pemerintah langsung mengambil langkah strategis dengan melacak siapa saja yang baru pulang dari luar negeri untuk mengurangi penyebaran virus COVID 19 di Indonesia.

Pandemi COVID 19 memberikan dampak yang sangat besar bagi masyarakat disemua sektor, tak terkecuali sektor pendidikan. Semua jenjang pendidikan baik jenjang TK, SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi, terpaksa harus mengubah system pembelajaran di sekolah. Pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan menutup sekolah secara fisik dan mengalihkan proses pembelajaran tatap muka di sekolah menjadi pembelajaran online/daring (dalam jaringan).

Pembelajaran daring memiliki banyak kelebihan yang dapat dirasakan oleh siswa. Pelaksanaan pembelajaran daring dinilai lebih praktis karena pembelajaran dapat dilaksanakan kapanpun dan dimanapun tanpa ada batas ruang dan waktu. Siswa dapat mengakses materi pembelajaran di rumah dengan perantara internet sehingga memudahkan siswa untuk mempelajari materi yang diberikan oleh guru.

Namun selain memiliki kelebihan, pembelajaran daring juga memiliki kekurangan. Salah satu factor yang paling sering dikeluhkan oleh siswa adalah masalah jaringan internet. Proses pembelajaran daring tatap muka yang menggunakan aplikasi google meet atau zoom memerlukan jaringan internet yang stabil sehingga apabila internet di rumah siswa sedang tidak stabil maka siswa akan kesulitan menerima materi yang disampaikan oleh guru.

Salah satu sekolah yang melaksanakan pembelajaran daring di masa pandemi adalah SDN 3 Klampok. SDN 3 Klampok terletak di Desa Klampok, Kec. Singosari, Kab. Malang. Pembelajaran daring di SDN 3 Klampok dimulai sejak bulan Maret 2020 saat virus COVID 19 sudah mulai menyebar di Indonesia. Pembelajaran daring dilaksanakan 100% diawal pandemic yang mengacu pada aturan PPKM level 4 di Kab. Malang. Setelah ditetapkannya PPKM level 2, pemerintah baru membolehkan pembelajaran daring dengan kapasitas kelas sebanyak 50%.

Pengawasan guru terhadap siswa saat pembelajaran daring sangat terbatas.  Pembelajaran daring saat PPKM level 4 di SDN 3 Klampok dimulai pukul 06.30 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Guru hanya dapat mengawasi siswa selama beberapa jam saja karena terbatasnya jam pembelajaran daring. Hal ini memberikan banyak dampak dan perubahan pada karakter siswa.

Selain karena kurangnya pengawasan guru terhadap siswa, penyebab lain dari perubahan karakter siswa SDN 3 Klampok adalah penggunaan gadget yang berlebihan, rasa keingintahuan siswa yang tinggi serta kurangnya pengawasan orang tua kepada anaknya saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran daring. Penggunaan gadget yang berlebihan membuat siswa sering menunda pekerjaan dan lalai dari tugasnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Orang tua siswa tidak bisa mengawasi anaknya setiap saat dikarenakan kebanyakan orang tua siswa sibuk bekerja. Selain itu, rasa keingintahuan yang tinggi membuat siswa dengan mudah membuka hal-hal yang tidak pantas dibuka oleh siswa, seperti membuka konten pornografi di internet dan bermain judi online.

Tingkat kejujuran dan kedisiplinan siswa saat pembelajaran daring semakin menurun, seperti terlambat mengikuti proses pembelajaran, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, mencari jawaban tugas dari google, berbelanja online tanpa diketahui oleh orang tua dan masih banyak yang lain. Hal ini disebabkan karena sulitnya guru memberikan arahan dan nasehat karena tidak bertemu langsung dengan siswa.

Dimasa pandemic seperti saat ini, orang tua berperan sangat penting bukan hanya dalam membimbing anaknya saat mengerjakan pelajaran sekolah namun yang tak kalah penting adalah pendidikan karakter yang saat ini banyak diabaikan oleh orang tua. Di sekolah, pendidikan karakter yang awalnya diberikan guru secara langsung dan dicontohkan langsung kepada siswa kini harus terhalang dengan adanya proses pembelajaran daring. Penanaman pendidikan karakter pada siswa lebih sulit dilakukan karena guru dan siswa tidak bertemu secara langsung dan terkadang ada siswa yang tidak mendengarkan perkataan guru yang disampaikan secara online.

Sebelum pandemi, pendidikan karekter dilakukan dengan pengawasan langsung dari guru. Kegiatan-kegiatan yang menunjang pendidikan karakter juga dilakukan secara langsung sehingga dapat diukur tingkat keberhasilannya. Pada kegiatan pembelajaran daring, tidak ada jaminan bahwa siswa bisa mendapatkan pendidikan karakter dari orang tua mereka. Ketika pembelajaran daring, yang terjadi lebih banyak adalah transfer pengetahuan atau proses pembelajaran saja sehingga pendidikan karakter tidak tersampaikan secara maksimal.

Contoh pendidikan karakter yang diterapkan di SDN 3 Klampok sebelum masa pendemi adalah upacara bendera, budaya mengucapkan salam saat bertemu dengan guru, berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan proses pembelajaran, serta melaksanakan sholat berjamaah di sekolah. Kondisi pandemi seperti sekarang ini menyebabkan siswa tidak bisa melakukan kegiatan-kegiatan itu disekolah karena siswa harus belajar daring dari rumah masing-masing.

Karakter yang mulai pudar ini menuntut guru untuk berfikir lebih kreatif untuk menciptakan pembelajaran yang efektif baik secara materi dan karakter. Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh guru-guru SDN 3 Klampok untuk mengembalikan karakter siswa saat pembelajaran daring, diantaranya menyuruh siswa merapikan tempat tidur saat bangun pagi, menyiapkan teh kepada orang tua sebelum pembelajaran daring dimulai, mencium tangan orang tua sebelum belajar daring, membaca istighosah sebelum pembelajaran dimulai serta membaca doa sebelum dan sesudah belajar. Siswa diberi tugas untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan tersebut lalu mengirimkan ke wali kelas masing-masing.

Guru sebagai tenaga pendidik dituntut untuk membuat konsep pendidikan karakter yang kreatif sehingga diharapkan akan diterima dan diterapkan dengan mudah oleh siswa. Guru SDN 3 Klampok berusaha memberikan pendidikan karakter yang terbaik namun tidak sulit untuk dikerjakan oleh siswa. Tugas-tugas yang diberikan oleh guru-guru SDN 3 Klampok yang dapat menumbuhkan karakter siswa sebenarnya telah dilakukan oleh siswa dikehidupan sehari-hari dan terhenti karena adanya pendemi COVID 19.

Akan tetapi sebaik apapun konsep pembelajaran yang dibuat guru untuk pembelajaran daring, belum bisa membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti bila siswa lebih banyak mencontoh perilaku-perilaku buruk yang mereka temui di dunia maya. Banyak distraksi dunia maya yang memberikan contoh jelek kepada siswa yang membuat siswa mudah mencontoh perilaku-perilaku buruk yang mereka saksikan di dunia maya. Oleh karena itu pendidikan karakter yang diberikan oleh guru-guru diharapkan dapat diterapkan oleh siswa sehingga pengaruh-pengearuh buruk yang didapatkan oleh siswa di dunia maya dapat dikalahkan oleh pendidikan karakter yang efektif yang diberikan oleh guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun