Kalau membicarakan perempuan memang tidak ada habisnya. Terkadang dipuja dan banjir hadiah terutama saat bertepatan dengan hari Ibu. Di lain waktu mereka dikucilkan karena dianggap "racun dunia" oleh kaum adam. Dari sekelumit kehidupan " emak-emak", ada satu fenomena yang cukup mengkhawatirkan yang terjadi pada dunia lalu lintas saat emak-emak mengendarai kendaraan bermotor.Â
Mereka seolah mendapat ilham untuk seketika menjadi penguasa jalanan. Kaca spion yang idealnya digunakan untuk memantau situasi di arah belakang, tak ubahnya hanya sekedar untuk memeriksa tingkat kelengkungan alis dan ketebalan lipstik saat di parkiran. Berada di lajur kiri rasanya sulit di temukan pada pengendara perempuan meskipun kecepatannya kurang dari 40 KM/Jam. Dan satu lagi yang lebih mengerikan.Â
"Emak-emak" tidak segan untuk belok ke kanan saat lampu sein kiri yang menyala.
Namun, kini misteri lampu sein ini mulai menemukan titik terang. Berikut beberapa kesaksian dari sang penguasa jalanan saat ditanya soal lampu sein :
1. Fokus pada Lampu Indikator yang Kelap Kelip
 Faktanya, ternyata mereka hanya memperhatikan lampu indikator lampu sein tanpa memastikan lampu mana yang sedang menyala. Misalkan seorang "emak" keluar dari komplek rumahnya menghidupkan lampu sein kiri. Di tengah perjalanan ia dengan percaya diri berpindah ke lajur kanan tanpa mematikan lampu sein kiri yang masih menyala, karena fokus pada lampu indikator yang sudah kelap-kelip. Mereka merasa sudah mengganti posisi lampu sein dari kiri ke kanan.
2. Â Sama Saja
Entah logika macam apa yang digunakan "emak-emak" sehingga bagi mereka lampu sein ini mempunyai makna yang sama. Pengendara lain di belakangnya di anggap sebagai dukun-dukun yang tau maksud hati si emak. Mau ke kiri ataupun kanan intinya mau belok, dan pengendara lain harus peka sendiri. Bahkan tak jarang mereka menyalakan lampu sein saat berhenti di lampu merah. Kira-kira apa ya maksudnya?
3. Kepencet
 Jurus ini biasanya keluar saat terjadi insiden atas ulahnya bermain-main dengan lampu sein. Entah itu disengaja atau tidak namun dalih "kepencet" ini memang sulit dipatahkan. Karena semua orang berkemungkinan untuk lupa akan sesuatu. Ya sudahlah mungkin memang "kepencet".
4. Formalitas
Layaknya lampu variasi yang berkelip, beberapa " emak" menganggap lampu sein sebagai variasi semata. Saat ingin berbelok ke salah satu gang misalnya, mereka menyalakannya pada jarak 1 meter sebelum belok. Atau bahkan ada yang sudah jauh masuk ke dalam gang barulah lampu sein dinyalakan. Mungkin itu terlihat keren bagi mereka.
5. Kesurupan
 Ini kemungkinan yang sangat jarang terjadi. Dimana tangan seorang "ema" menggerak-gerakkan jari tangan mereka kemudian menyalakan lampu sein diluar kesadaran atau berperilaku atas bisikan makhluk astral. Wow Serem ya.
Pada akhirnya kita sebagai pengendara yang sudah faham aturan yang lebih waspada dengan kehadiran genk "emak-emak" di jalanan yang semakin merajalela.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H