Mohon tunggu...
Ahmad Ahya Raihansyah
Ahmad Ahya Raihansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ahmad Ahya Raihansyah Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesimpulan Penguasaan Materi Perjalanan Pendidikan Nasional

3 Februari 2024   22:52 Diperbarui: 3 Februari 2024   23:01 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekolah Taman Siswa, sumber : sahabatliterasi.id

Mengenai perbandingan kualitas pendidikan Indonesia dengan negara lain apabila dilihat dari ranking PISA (Program for International Student Assessment), Indonesia menempati urutan 69 dari 84 negara pada program PISA awal tahun 2024 ini. Jika dibandingkan dengan tahun 2023 lalu yang hanya menempati ranking 71 dari 84 negara maka hal ini merupakan kemajuan dari segi pendidikan yang diukur dari kemampuan sains, literasi membaca, dan matematika. Melihat dari hal tersebut walaupun tetap peringkat Indonesia masih golongan bawah dari 84 negara tersebut maka sepertinya peningkatan dikarenakan penggunaan Kurikulum Merdeka yang mulai dioptimalkan. Pendidikan dapat menjadi instrument utama untuk membentuk bangsa yang merdeka dengan cara mengoptimalkan kurikulum yang sudah  diusung yang pada kurikulum tersebut harus terdapat tujuan pendidikan kepada siswa yang tidak hanya meningkatkan psikomotor dan kognitifnya saja tetapi harus juga dengan peningkatan afektif siswa supaya siswa dapat memahami secara betul dan bermanfaat dalam pengamalan pembelajaran tersebut, hal ini seperti apa yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan dilakukan secara menyeluruh terhadap kepribadian diri siswa untuk membentuk siswa yang selamat dan bermanfaat bagi masyarakat. Untuk membentuk pencerminan pendidikan Indonesia yang mengutamakan kebebasan dan kesetaraan maka diperlukan penyamaan hak warga di Indonesia dalam mengenyam pendidikan baik dari masyarakat yang kurang mampu dan masyarakat yang berada di ekonomi kelas menengah atas. Penyamaan hak tersebut tanpa dikurangi dan dilebihi dan bersifat adil untuk seluruh masyarakat Indonesia dalam mendapatkan pendidikan yang layak dengan fasilitas dan layanannya.

Ilustrasi pendidikan untuk seluruh rakyat Indonesia, sumber : newsindonesia.co.id
Ilustrasi pendidikan untuk seluruh rakyat Indonesia, sumber : newsindonesia.co.id

Refleksi dari pembelajaran ini mengaitkan antara filosofi pendidikan dan juga perjalanan pendidikan Indonesia ini membuat saya memahami pentingnya pendidikan bukan hanya dilakukan dengan pengajaran saja, sebagaimana dalam filosofi ini terdapat unsur realitas, pengetahuan, dan nilai. Ketiga unsur tersebut haruslah dapat dilakukan pendidikan yaitu untuk realitas yang menyangkut segala sesuatu yang bersifat konkret dan dari setiap hal tersebut maka akan memiliki tujuannya masing-masing, maka dari itu tujuan dilakukan pendidikan supaya siswa menjadi selamat dan memiliki bekal untuk menghadapi tantangan di masa depannya. Dalam unsur pengetahuan tentu saja pendidikan dapat bersumber dari pengalaman, sejarah, logical thinking, dan motivasi dari diri sehingga melalui cara-cara tersebut maka pengetahuan dapat diperoleh, dan unsur nilai atau value dalam filosofi pendidikan ini adalah hal yang terpenting untuk diamalkan karena nilai inilah yang akan melekat di hati seseorang karena berkaitan dengan etika dan perilaku.

Unsur Filosofi
Unsur Filosofi

Perubahan diri ini dapat saya rasakan setelah mempelajari filosofi pendidikan dan perjalanan pendidikan nasional dimana meningkatkan rasa peduli saya terhadap dunia pendidikan apapun itu di tengah terjadinya banyak praktek yang kurang etis di bidang pendidikan saat ini atau bahkan pendidikan yang sering dijadikan sebagai alat politik saya tidak ingin mengikuti hal tersebut dimana pemikiran dari Ki Hajar Dewantara cukup melekat di hati saya ini dan saya kagum dengan beliau akan kontribusinya di bidang pendidikan terutama setelah saya membaca hasil pidato Ki Hajar Dewantara di UGM pada tahun 1956 yang intinya pendidikan dilakukan dengan mengedepankan nilai atau akhlak dan beliau menekankan ketika sudah berkeluarga maka keluarga merupakan suatu unit paling kecil namun paling mulia untuk membentuk karakter anak karena pada masa itu anak sedang dalam fase golden age. Maka dari ini yang akan mengubah saya dalam mendidik nanti di kelas adalah kesabaran akan menempuh suatu pendidikan yang dapat menuju nilai atau afektif pada peserta didik sehingga karakter peserta didik adalah karakter yang luhur, dengan karakter yang luhur membuat pendidikan semakin indah dan penuh dengan kearifan. Saya juga akan mengkombinasikan hal tersebut pada model pembelajaran yang saya sukai yaitu project based learning ataupun problem based learning karena melalui kedua model pembelajaran tersebut lebih mudah bagi siswa untuk menemukan nilai atau afektif yang kelak akan berguna di masa yang akan datang

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Referensi :

Wahyuni, Fitri. 2015. "Kurikulum dari Masa ke Masa (Telaah Atas Pentahapan Kurikulum Pendidikan di Indonesia".

Vinayastri, Amelia. 2015. "Pengaruh Pola Asuh (Parenting) Orangtua terhadap Perkembangan Otak Anak Usia Dini".

Wibowo, Bayu Ananta. 2021. "Kajian Kebijakan Kurikulum Indonesia 1947-2013".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun