Matematika seringkali dianggap sebagai pelajaran yang membosankan dan sulit dipahami, dan ini bisa menjadi salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan. Kebanyakan siswa merasa kebingungan dengan konsep-konsep abstrak yang tampak tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Ketika siswa dihadapkan pada teori-teori matematika yang rumit, seringkali mereka tidak dapat melihat bagaimana konsep tersebut dapat diterapkan dalam konteks nyata. Ditambah lagi, metode pengajaran yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan individu siswa bisa membuat mereka merasa semakin malas untuk belajar matematika.
Ada beberapa masalah utama yang sering dihadapi siswa saat belajar matematika. Pertama, banyak dari mereka kesulitan memahami konsep-konsep yang abstrak seperti aljabar atau kalkulus. Tanpa adanya aplikasi nyata yang jelas, konsep-konsep ini bisa terasa terlalu jauh dari kenyataan sehari-hari mereka. Ketika siswa tidak bisa melihat hubungan antara teori dan praktik, mereka sering merasa bingung dan kehilangan motivasi untuk terus belajar.
Kurangnya keterampilan dasar juga menjadi kendala besar. Misalnya, jika siswa belum menguasai operasi hitung dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, atau pembagian, mereka akan merasa kesulitan ketika harus menghadapi materi yang lebih kompleks. Keterampilan ini adalah fondasi penting untuk belajar matematika lebih lanjut, dan jika fondasinya tidak kuat, maka seluruh bangunan pengetahuan matematika bisa menjadi goyang. Tanpa dasar yang kokoh, siswa mungkin merasa tertinggal ketika harus mempelajari konsep-konsep yang lebih lanjut.
Kecemasan terhadap matematika juga merupakan masalah yang cukup umum. Banyak siswa merasa takut atau tertekan ketika menghadapi pelajaran matematika, yang bisa menghambat kemampuan mereka untuk belajar dengan efektif. Kecemasan ini sering kali menyebabkan mereka enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan matematika, yang berdampak langsung pada hasil belajar mereka. Ketika siswa merasa cemas, mereka mungkin lebih fokus pada ketakutan mereka daripada pada pemahaman materi.
Metode pengajaran yang tidak bervariasi juga bisa menjadi faktor penyebab. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, dan jika metode pengajaran tidak mempertimbangkan hal ini, siswa mungkin merasa kesulitan untuk mengikuti pelajaran. Pendekatan yang monoton atau tidak sesuai dengan kebutuhan belajar siswa dapat membuat mereka kehilangan minat dan semangat. Misalnya, metode pengajaran yang hanya mengandalkan ceramah dan latihan soal tanpa variasi tidak akan cukup menarik bagi siswa yang lebih suka belajar melalui aktivitas praktis atau visual.
Kurangnya minat dan motivasi adalah masalah lain yang signifikan. Jika siswa tidak merasa tertarik atau tidak melihat manfaat dari belajar matematika, mereka cenderung tidak akan berusaha maksimal. Ini bisa mengakibatkan rendahnya partisipasi dan keterlibatan mereka dalam proses belajar. Tanpa minat yang kuat, siswa mungkin hanya menyelesaikan tugas-tugas matematika tanpa benar-benar memahami atau menghargai materi yang mereka pelajari.
Kesulitan dalam menghubungkan konsep matematika dengan aplikasi praktis juga sering dialami siswa. Mereka mungkin tidak melihat bagaimana matematika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga merasa bahwa pelajaran ini tidak relevan. Misalnya, siswa mungkin bertanya-tanya tentang bagaimana rumus-rumus matematika yang mereka pelajari akan berguna di luar kelas. Ini bisa mengurangi motivasi mereka untuk belajar dan berlatih, karena mereka tidak melihat nilai praktis dari apa yang mereka pelajari.
Keterbatasan waktu dan dukungan juga dapat membatasi kesempatan siswa untuk mendapatkan bantuan tambahan di luar jam pelajaran. Tidak semua siswa memiliki akses yang memadai untuk dukungan ekstra, baik itu dari guru, orang tua, atau sumber daya lainnya. Dukungan tambahan ini sangat penting untuk memperdalam pemahaman mereka dan mengatasi kesulitan yang mereka hadapi.
Salah satu solusi yang menunjukkan hasil positif adalah pendekatan program "funmath". Program ini menggabungkan permainan, aktivitas kreatif, dan metode interaktif untuk membuat matematika menjadi lebih menarik dan mudah dipahami. Mahasiswa KKN telah melaksanakan program "funmath" ini di kelas 5 SDN 05 Parambahan dalam lima pertemuan. Contoh dari penerapan funmath ini ialah seperti permainan domino, ular tangga, dan game interaktif dari website math game yang membahas terkait materi yang telah diajarkan dari sekolah. Mahasiswa KKN sendiri memanfaatkan teknologi dan permainan matematika untuk membuat pelajaran menjadi lebih menyenangkan dan relevan.
Hasil dari program ini sangat menggembirakan. Siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi dan keterlibatan aktif selama kegiatan. Program ini juga berhasil mengurangi kecemasan siswa terhadap matematika dan membuat mereka lebih termotivasi untuk belajar. Penambahan elemen hadiah sebagai bentuk apresiasi juga memberikan dorongan tambahan bagi siswa untuk berusaha lebih keras. Dengan adanya elemen permainan, siswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak merasa terbebani oleh materi.