Jika memang dilakukan kegiatan pengeboran untuk mendapatkan air tanah, harus sesuai dan tepat karena memang kota Tarakan adalah kota kepulauan yang tentunya dekat dengan laut, dampak dilakukannya pengeboran adalah air yang berkualitas buruk karena sedimen laut yang tercampur, dan juga tidak heran jika memang diliat dari strata atau urutan batuan di setiap lapisan batuankota Tarakan yang dominan batupasir, serpih dan lempung khas laut.
Gempa di Tarakan merupakan hasil dari aktivitas aktivitas lempeng bumi yang bergerak. Kota Tarakan juga berada di cekungan Tarakan yang dimana Struktur utama di vekungan - tarakan adalah lipatan dan sesar yang umumnya berarah arat laut tenggara dan timulaut baratdaya. - terdapat pola deformasi struktur yang meningkat terutama sebelum %iosen -engah bergerak ke bagian utara cekungan. Struktur - struktur di Sub cekungan muara dan Berau mengalami sedikit deformasi, sementara di Sub cekungan - tarakan dan - tidung lebih intensif terganggu.Â
Di Cekungan Tarakan terdapat 3 sinistral fault yang berarah baratlaut  -  tenggara :
- Sesar Semporna yaitu sesar mendatar yang berada di bagian paling utara,
memisahkan kompleks vulkanik Semenanjung Semporna dengan sedimen
neogen di pulau Sebatik - Sesar Maratua sebagai zona kompleks transpresional membentuk batas Subcekungan
- Tarakan dan Muara. - Sesar Mangkalihat peninsula, yang merupakan batas sebelah selatan Sub cekungan muara
bertepatan dengan garis pantai utara Semenanjung Mangkalihat dan merupakan kemenerusan
dari Sesar Palu koro di Sulawesi.
Kota Tarakan adalah kota yang kaya akan sumber daya, pariwisata dan bidang pertanian dan perkebunan, oleh karena itu tentunya menjadi bekal masa depan bagi masyarakat kota Tarakan untuk kemajuan bersama. Namun, terlepas dari kekayaan yang hadir didalamanya, tentunya diperhatikan juga nilai nilai negatif dari daerah tersebut seperti aspek geologi berupa bentang alam, struktur geologi dan batuannya, yang bisa menjadi batasan untuk kemajuan daerah tersebut seperti bencana alam dan keterbatasan lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H