Rendahnya minat siswa dalam mempelajari seni musik secara teoritis disebabkan siswa malas kalau sudah berhubungan dengan numerasi (angka dalam musik ) seperti perhitungan nilai not yang harus digunakan dalam aransemen lagu agar selaras dan harmoni dan ini tidak bisa terjadi secara instan seperti yang ingin di lakukan siswa maunya bisa main musik secara instan tidak mau mempelajari teori musik . sebenarnya tidak ada masalah selagi siswa itu memang punya bakat tersendiri . Tetapi untuk ke estetikanya seni musik harus di pelajari terlebih dahulu tidak bisa secara instan.Para siswa ingin bernyanyi dan main alat musik seperti itu langsung tanpa ada teori-teori.
      Minat siswa tergolong rendah karena sarana prasarana tidak cukup di sekokah sehingga untuk mempraktekannya harus bergantian,sedangkan siswa yang punya bakat tapi pemalu dia tidak mau menunjukkannya karena sendirian mempraktekannya sedangkan siswa yang berani tampil dan memiliki bakat hanya saja tidak punya alat musik juga tidak bisa langsung mempraktekan karena alat music yang minim, karena itu jika prasarana lengkap maka siswa dapat memainkan alat musiknya secara bersama sama.Faktor lain yang bisa terjadi karena rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran seni musik adalah faktor orang tua ,lingkunga. Dan ekonomi.
     Orang tua beranggapan anak band itu urakan, anggapan seperti itu adalah anggapan yang tidak benar apalagi kalau kita belajarnya di sekolah orang tua juga bisa tau bahwa anaknya punya kemampuan bermusik dan juga pempelajari seni musik ini adalah ilmu yang mahal, di mana semua alat musik itu mahal dan kalau mau belajar bermusik di luar (informal) biaya yang dikeluarkan lumayan mahal, Di zaman modern ini belajar alat musik itu bisa di mana saja bukan hanya di sekolah tetapi kita bisa memanfaatkan IT dalam pembelajaran bermusik apalagi untuk merangsang siawa untuk berkreatif dalam pembelajaran di kurikulim merdeka . Sehingga dapat menciptakan generasi yang mampu beradaptasi dan berkembang di era globalisasi yaitu pembelajaran kreatif dan inovatif
      Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran di kelas di dapat belum terbiasaanya peserta didik dalam  membudayakan literasi di lingkungan sekolah dan keluarga terutama  lietrasi mengenai not,tangga nada yang memerlukan perhitungan. Kurangnya minat  dan apresiasi terhadap musik. Kurang tertariknya peserta didik terhadap seni musik juga karena guru belum mengembangkan model pembelajaran yang interaktif. Dimana suasana kelas itu termasuk hal yang menurunkan minat peserta didik terhadap musik karena suasana kelas tidak mendukung kemudian kurang mampunya guru merangsang siswa dalam berpatisipasi dalam pembelajaran seni musik sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam pembelajaran seni musik belum lagi guru yang belum memahami kebutuhan belajar siswa sehingga siswa kurang tertarik pada pembelajaran seni musik Dimana guru belum pahamdalam merancang dan membuat media yang sesuai dengan gaya belajar siswa sehingga ini sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
     Hal ini juga terkait dengan guru belum terbiasa dengan tekonologi, guru belum berperan aktif dalam perkembangan teknologi dalam pembelajaran  sehingga pembelajaran seni musik itu menjadi monoton sehingga peseta didik kurang termotivasi .Dengan metode pembelajaran yang berbasis teknologi karena guru merupakan garda terdepan dalam Pendidikan sebagai garda terdepan guru dituntut menjadi guru professional dalam hal apapun. Tetapi karena berbagai hal kebanyakan guru tidak mampu tidak mau untuk mengikuti kemajuan di era globalisasi sehingga menyebabkan keterbelakangan pembelajaran di sekolah itu. Dimana sarana media TIK yang terbatas pengadaanya di sekolah , penyebab lainnya guru yang kurang kreatif dalam membuat bahan ajar di zaman yang modern ini seharusnya guru dapat memanfaatkan dan menggunakan teknologi yang ada untuk merancang pembuatan bahan ajar khusus nya seni musik  agar tujuanpembelajaaran tercapai .
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI