Saya pribadi mulai mengurangi main-main di media sosial yang terkesan overtime dan kontraproduktif. Cukup di waktu-waktu yang dirasa penting dan sesuai kebutuhan.
Kurangin nyinyir yang nggak penting, banyakin komentar positif dan mengapresiasi prestasi orang lain.
Lalu banyakin baca-baca. Baik baca buku-buku konvensional maupun digital. Juga banyakin baca artikel-artikel kekinian di media mainstream. Artinya masih banyak kok penulis atau media yang tulus menebar manfaat ketimbang hanya mengejar rating.
Menulislah Apa Saja yang Kamu lihat, Dengar dan Rasakan
Kalau mau jadi penulis, kata salah satu idola Saya di dunia literasi, seperti Kang Maman, Fiersa Besari, Wira Negara "Mulai aja dulu dengan menulis apapun yang kamu lihat, dengar dan rasakan" begitu awalnya mereka memulai.
Dan setahun kebelakang 3 hal itu yang yang saya praktikan. Ternyata benar. Ide memang dekat dengan hidup kita sendiri. Terkadang kita iri lihat gagasan orang lain yang bagus. Hingga kita lupa, bahwa dalam hidup kita sendiri punya potensi untuk digali dan dikembangkan.
Berpikirlah dahulu, sebelum Membagikan
Di era digital yang semakin pesat. Dunia maya dan dunia nyata seakan sudah menyatu. Kita tidak bisa sembarangan dalam menulis. Lalu seenaknya tinggal bagikan.
Awalnya memang mulai aja dulu dengan menulis apa saja. Tapi, manusia punya potensi untuk berkembang lebih baik. Baik disini harus berdasarkan fakta dan data.
Kalau kamu ingin menulis yang mampu menggerakkan, menulislalah berdasarkan fakta dan data.
Seperti belajar kepemimpinan, Prof Rhenald Kasali mengatakan Dalam artikel di Rumah Perubahan "Untuk menjadi pemimpin yang besar harus berdasarkan fakta, bukan ilusi.