Mohon tunggu...
Ridwan AbduhRazzaq
Ridwan AbduhRazzaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Negeri Surabaya

Pemuda yang Hobby membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Film Ivory Tower: Student Loans dan Hedonisme Kampus

29 Desember 2023   08:30 Diperbarui: 29 Desember 2023   08:34 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebuah film yang disutradarai Adrew Rossi berdurasi 1 jam 48 menit, mengulik tentang biaya kuliah dan cara kerja Student Loans yang telah melampui batas jumlahnya dengan perbandingan lebih besar dari hutang kartu kredit di Amerika Serikat. Film Ivory Tower menguliti kampus-kampus Amerika Serikat yang selama ini menjadi kiblat Pendidikan tinggi dan ternyata menunjukan terdapat banyaknya kecacatan di dalamnya. Adrew Rossi mengangkat subjek antara lain, mahasiswa korban dari Student Loans, Dosen, Aktivis Kampus,  Birokrat Kampus, dan Pejabat Federal. Student Loans menjadi hal yang utama yang disorot oleh Ivory Tower. Sederhananya Student Loans merupakan hutang yang telah disediakan bank, untuk di pergunakan mahasiswa untuk kepentingan membiayai kuliah. Hutang tersebut akan dibayarkan Ketika mahasiswa sudah lulus dan mendapat pekerjaan.

            Terdapat dua jenis paket Student Loans di Amerika Serikat, yaitu paket federal loans dan provate Student Loans. Federal loans merupakan pinjaman yang di jamin oleh pemerintah meliputi subsidi dan non subsidi. Sedangkan paket yang kedua Private Student Loans, tidak dijamin oleh pemerintah, sehingga mahasiswa yang bersangkutan berhadapan langsung dengan pihak bank atau Perusahaan keuangan. Namun Private Student Loans lebih menakutkan karena memiliki biaya yang lebih tinggi dan banyaknya denda (Schrag dan Pruett, 2010; Glater, 2011; Simkovic, 2013). Hutang dari cara kerja Student Loans di Amerika Serikat tiap tahunnya.  Mulai dari tahun 2010, 2015, dan 2016 berturut-turut mencapai $ 830 miliar, $ 1,3 triliun, dan $1,4 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 7,5% Produk Domestik Bruto (PDB) Amrika Serikat di Tahun 2017. Apabila dirupiahkan menjadi Rp. 19.242.987.995.448.210.00 (kurs rupiah 13.744,99).

            Sebuah hal yang menjadi scene utama film ini adalah biaya Pendidikan dan perubahan sifat Pendidikan (public goods menjadi private goods). Kedua hal tersebut menunjukan bergesernya ruang demokrasi menjadi komoditas barang dagangan. Subsidi pemerintah Amerika Serikat berkurang hingga 40%, di lain sisi, beban biaya yang ditanggung oleh mahasiswa meroket hingga 230%. Ditambah lagi dana Pell Grant (beasiswa penuh mahasiswa berpenghasilan rendah) turun tajam dari 116% di tahun 1977 menjadi hanya 42% di tahun 2012. Secara kumulatif, biaya Pendidikan di Amerika Serikat mengangkasa hingga 1120% dari tahun 1978 hingga 2010. Bennet (1987) menemukan jika giatnya perguruan tinggi dalam menaikan biaya kuliah disebabkan peningkatan Student Loan.

            Bukannya melancarkan Pembangunan intelektualitas, namun dalam ini, Pendidikan Tinggi justru hadir dengan sosok hedonnya lewat kegiatan berbelanja barang yang tidak penting dalam jutaan dollar. Misalnya, membangun Gedung megah dan mewah serta menyediakan fasilitas hiburan. Seperti di Auburn University yang lengkap dengan pusat rekreasinya, Arizona State terdapt kolam renang besarnya, atau University of North Dakota dan masih banyak lagi. Sederhananya tujuan dari hal tersebut tidak lain adalah ingin menggaet para calon mahasiswa dan mewujudkan World Class University.

            Ivory Tower atau Menara Gading bermakna kemegahan yang mengawang dan semu, terhalang pembatas untuk mendekat dan jauh dari atmosfer relasi kemanusiaan. Perihal kehadiran pengajar, pembelajaran, pembaharuan koleksi perpustakaan hingga demokrasi kampus bisa diperdebatkan.

Sebuah film yang disutradarai Adrew Rossi berdurasi 1 jam 48 menit, mengulik tentang biaya kuliah dan cara kerja Student Loans yang telah melampui batas jumlahnya dengan perbandingan lebih besar dari hutang kartu kredit di Amerika Serikat. Film Ivory Tower menguliti kampus-kampus Amerika Serikat yang selama ini menjadi kiblat Pendidikan tinggi dan ternyata menunjukan terdapat banyaknya kecacatan di dalamnya. Adrew Rossi mengangkat subjek antara lain, mahasiswa korban dari Student Loans, Dosen, Aktivis Kampus,  Birokrat Kampus, dan Pejabat Federal. Student Loans menjadi hal yang utama yang disorot oleh Ivory Tower. Sederhananya Student Loans merupakan hutang yang telah disediakan bank, untuk di pergunakan mahasiswa untuk kepentingan membiayai kuliah. Hutang tersebut akan dibayarkan Ketika mahasiswa sudah lulus dan mendapat pekerjaan.

            Terdapat dua jenis paket Student Loans di Amerika Serikat, yaitu paket federal loans dan provate Student Loans. Federal loans merupakan pinjaman yang di jamin oleh pemerintah meliputi subsidi dan non subsidi. Sedangkan paket yang kedua Private Student Loans, tidak dijamin oleh pemerintah, sehingga mahasiswa yang bersangkutan berhadapan langsung dengan pihak bank atau Perusahaan keuangan. Namun Private Student Loans lebih menakutkan karena memiliki biaya yang lebih tinggi dan banyaknya denda (Schrag dan Pruett, 2010; Glater, 2011; Simkovic, 2013). Hutang dari cara kerja Student Loans di Amerika Serikat tiap tahunnya.  Mulai dari tahun 2010, 2015, dan 2016 berturut-turut mencapai $ 830 miliar, $ 1,3 triliun, dan $1,4 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 7,5% Produk Domestik Bruto (PDB) Amrika Serikat di Tahun 2017. Apabila dirupiahkan menjadi Rp. 19.242.987.995.448.210.00 (kurs rupiah 13.744,99).

            Sebuah hal yang menjadi scene utama film ini adalah biaya Pendidikan dan perubahan sifat Pendidikan (public goods menjadi private goods). Kedua hal tersebut menunjukan bergesernya ruang demokrasi menjadi komoditas barang dagangan. Subsidi pemerintah Amerika Serikat berkurang hingga 40%, di lain sisi, beban biaya yang ditanggung oleh mahasiswa meroket hingga 230%. Ditambah lagi dana Pell Grant (beasiswa penuh mahasiswa berpenghasilan rendah) turun tajam dari 116% di tahun 1977 menjadi hanya 42% di tahun 2012. Secara kumulatif, biaya Pendidikan di Amerika Serikat mengangkasa hingga 1120% dari tahun 1978 hingga 2010. Bennet (1987) menemukan jika giatnya perguruan tinggi dalam menaikan biaya kuliah disebabkan peningkatan Student Loan.

            Bukannya melancarkan Pembangunan intelektualitas, namun dalam ini, Pendidikan Tinggi justru hadir dengan sosok hedonnya lewat kegiatan berbelanja barang yang tidak penting dalam jutaan dollar. Misalnya, membangun Gedung megah dan mewah serta menyediakan fasilitas hiburan. Seperti di Auburn University yang lengkap dengan pusat rekreasinya, Arizona State terdapt kolam renang besarnya, atau University of North Dakota dan masih banyak lagi. Sederhananya tujuan dari hal tersebut tidak lain adalah ingin menggaet para calon mahasiswa dan mewujudkan World Class University.

            Ivory Tower atau Menara Gading bermakna kemegahan yang mengawang dan semu, terhalang pembatas untuk mendekat dan jauh dari atmosfer relasi kemanusiaan. Perihal kehadiran pengajar, pembelajaran, pembaharuan koleksi perpustakaan hingga demokrasi kampus bisa diperdebatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun