Sepakbola merupakan olahraga paling populer di dunia yang digemari seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari anak-anak sampai orang tua, para pejabat juga rakyat biasa, kaum pria maupun wanita, rakyat desa hingga kota, orang miskin sampai orang kaya, hampir semua menyukai olahraga yang dimainkan oleh 11 pemain dalam 1 tim ini. Pertandingan sepakbola liga profesional biasanya diadakan di akhir pekan dan di tayangkan di televisi-televisi nasional. Kenapa akhir pekan? Sebab pada saat itulah kaum pekerja sedang libur. Nah, pertandingan sepakbola diharapkan menjadi hiburan bagi mereka. Syukur-syukur mereka mau menonton langsung ke stadion, tentu inilah yang diharapkan oleh pengelola pertandingan. Tentu mereka ingin tiket pertandingan yang disediakan ludes diserbu penggemar sepakbola yang nonton langsung di stadion. Sehingga memberi keuntungan tersendiri bagi kas klub. Di Eropa sana, hasil penjualan tiket ikut menyumbang keuangan klub, di samping penjualan marchandise dan dana dari sponsor-sponsor tentunya. Pertandingan sepakbola juga tak jarang diadakan di tengah pekan. Tapi pertandingan yang berlangsung di hari kerja umumnya dihelat pada malam hari, dimana orang-orang sudah pulang dari tempatnya bekerja. Sehingga mereka, karyawan kantor pada umumnya, masih sempat menyaksikan pertandingan secara langsung, di stadion maupun di rumah. Saya sendiri juga penggemar sepakbola, meski belum pernah menyaksikan langsung di stadion. Saya lebih suka nonton bola di rumah melalui tayangan dari tivi-tivi swasta nasional. Saya merasa bersyukur banget, tayangan bola terutama di malam minggu saya rasakan sangat bermanfaat bagi jomblongenes single limited edition seperti saya. Tayangan bola membuat malam minggu saya serasa bukan malam minggu. Tayangan bola membuat saya merasa menjadi seorang yang bukan jomblo lagi. Apalagi kalau yang bertanding adalah kesebelasan favorit, tentu akan menjadi hal yang istimewa, sesuatu banget pokoknya. Nongkrong di depan tv, siapkan camilan dan kopi, sambil menyaksikan tim dan pemain favorit menggiring bola di atas lapangan hijau. Ya Allah, ternyata untuk mendapatkan kebahagian itu sederhana sekali. *** Setiap orang yang gemar nonton bola pasti punya tim favorit, baik itu klub sepakbola Tanah Air maupun luar negri. Untuk tim dalam negeri saya suka adalah Persebaya Surabaya, yang ada Andik Vermansyah-nya. Ya, yang ada Andik-nya. Karena seperti yang kita tahu, saat ini Bajul Ijo terpecah jadi 2. Persebaya 1927 (yang ada Andik-nya) berlaga di Indonesian Premier League, liga resmi PSSI. Satunya lagi ikut divisi 1 yang digelar oleh PT. Liga Indonesia. Persebaya menjaadi korban dualisme kompetisi yang ada di Tanah Air. Supaya lebih jelas mengenai konflik persepakbolaan kita, bisa dilihat di sini. Saya mulai suka Bajul Ijo ketika mereka berhasil mencapai final Liga Indonesia di tahun 1999. Meski akhirnya harus menyerah dari PSIS Semarang lewat gol tunggal Tugiyo di menit-menit akhir pertandingan, namun saya menyaksikan penampilan luar biasa dari Arek-arek Suroboyo ini. Tembakan bertubi-tubi para pemain Persebaya mampu digagalkan penampilan gemilang kiper Laskar Mahesa Jenar, I Komang Putra. Hasilnya, PSIS berhasil mengungguli Persebaya lewat gol dari striker berdarah Tegal, Tugiyo. PSIS pun merengkuh gelar juara Liga Indonesia untuk pertama kalinya. Saya juga punya klub favorit di luar negeri, yaitu Liverpool FC. Kecintaan saya pada tim ini terbilang unik. Seperti cinta pada pandangan pertama. Dimulai ketika di akhir tahun 90-an waktu saya masih duduk di bangku SD. Pertandingan sepakbola pertama yang saya saksikan adalah pertandingan antara Liverpool melawan (kalau tidak salah, agak lupa soalnya) Derby County. Waktu itu saya nonton bareng sepupu di rumahnya, secara kala itu di rumah saya belum ada tivi. Lagi pula di masa-masa itu televisi masih jadi barang langka di kampung saya. Kami, warga kampung, terbiasa menonton berjamaah. Buruk? Tidak, justru hal ini memberi poin tersendiri yaitu mempersering intensitas ‘bertamu’ ke rumah tetangga. Mempererat silaturahim, bukan?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H