Ketika reformasi sedang berkembang, sosok manusia Indonesia seperti dilukiskan di atas lebih kuat lagi aktualitas dan relevansinya. Beberapa penyebabnya ialah pendidikan, sistem, dan struktur politik yang ikut mengentalkan sifat-sifat negatif tersebut. Dari kedua sudut pandang tersebut, buku Manusia Indonesia menyajikan bahan dan permulaan kerangka yang berguna untuk membangun kembali manusia Indonesia yang sedang porak poranda.
REVIEW
Kemarin aku gabut saja ke perpustakaan daerah di kota tempat aku tinggal, yaitu di kota Serang, Banten. Waktu itu selain gabut, aku juga hendak mengembalikan buku yang kupinjam dan telah lewat dari tempo pengembalian.Â
Koleksi buku di perpustakaan daerahku memang tidak terlalu lengkap, bahkan bisa dibilang kurang. Tapi karena keberadaan perpustakaan yang minim, lama-lama aku jadi nyaman juga berkunjung kesitu, hehe. Apalagi bagi introvert yang menyukai ketenangan, perpustakaan adalah tempat healing terbaik untuk melepas penat dan menyuntikan kembali energi dengan membaca-baca buku yang relate dengan keadaan dan suasana hati yang sedang dirasakan.Â
Selama berkunjung ke perpustakaan, aku lebih sering mendatangi rak buku yang berkaitan dengan sosial, psikologi, dan self improvement. Intinya sih aku baca buku sesuai kebutuhan, aku bakal mencari buku dengan genre self improvement ketika aku sedang galau soal kehidupan, dan aku bakal mencari buku-buku tentang pemikiran ideologis ketika aku merasa butuh asupan gizi buat otak. Intinya baca buku sesuai suasana hati deh, hihi.
Balik lagi nih ke topik utama tulisan kali ini, yaitu review buku Manusia Indonesia, karya dari seorang wartawan senior Indonesia, yaitu Mochtar Lubis.
Dalam buku itu Mochtar Lubis menuliskan tentang beberapa karakteristik orang Indonesia yang dikupas dalam 7 (tujuh) ciri manusia Indonesia. Buku tersebut memiliki 10 (sepuluh) bab dengan 7 (tujuh) pembahasan mengenai ciri manusia Indonesia dan empat lainnya mengenai pembahasan dunia terkini, kesimpulan, dan tanggapan-tanggapan. Manusia Indonesia sebenarnya merupakan isi dari ceramah Mochtar Lubis pada tanggal 6 April 1977 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.Â
Buku ini menarik karena membahas mengenai ciri-ciri yang kebanyakan adalah hal negatif dari manusia Indonesia. Beberapa ciri negatif dari manusia Indonesia tersebut adalah a) Munafik atau Hipokrit b) Enggan dan segan bertanggung jawab atas perbuatannya c) Bersikap dan berperilaku feodal d) Percaya takhyul e) Artistik, berbakat seni dan f) Lemah watak atau karakternya.Â
Keenam sifat tersebut apabila kita menelaah dan membaca keseluruhan memang nampak relate dengan keadaan mausia Indonesia itu sendiri, bahkan sejauh saya membacanya di tahun 2023, saya merasa masih ada kebenaran dari penjelasan Mochtar Lubis tersebut. Sikap-sikap dan karakteristik manusia Indonesia yang dijabarkan oleh Mochtar Lubis tersebut tidak seluruhnya benar, namun tidak pula seluruhnya salah.Â
Ini lebih kepada stereotipe, sedangkan stereotipe sendiri tumbuh dalam benak orang karena pengalaman, observasi, tetapi juga oleh prasangka dan generalisasi. Namun walaupun demikian, penjelasan mengenai karakteristik manusia Indonesia ini menarik untuk dibaca dan dipahami. Nampaknya penulis juga ingin menyampaikan pesan demi kemajuan perkembangan manusia Indonesia. Dari karakteristik manusia yang dijelaskan dalam buku tersebut, bisa dipakai untuk menentukan langkah-langkah pembangunan sumber daya manusia kedepannya.
Aku kasih tau nih salah satu karakteristik manusia Indonesia yang sepertinya bakal kita tolak namun bakal diamini apabila kita membacanya, yaitu bersikap dan berperilaku feodal. Meskipun salah satu tujuan dari revolusi kemerdekaan Indonesia adalah untuk membebaskan manusia Indonesia dari feodalisme, tetapi feodalisme dalam bentuk-bentuk baru makin berkembang dalam diri dan masyarakat manusia Indonesia.Â