Tren penggunaan media sosial (medsos) akhir-akhir ini semakin meningkat. Salah satunya adalah penggunaan aplikasi WhatsApp yang semakin populer di Indonesia, dimana pengguna WhatsApp hanya mencapai 124 juta orang pada tahun 2018, dan pertumbuhan tersebut berlanjut dari tahun-tahun sebelumnya. Grup WhatsApp adalah fitur unik yang disediakan oleh WhatsApp sebagai sarana komunikasi dan pertukaran berbagai file antar peserta grup.Â
Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin maju, dunia pendidikan juga harus melihat peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran, dengan memperhatikan ketersediaan dan efisiensinya.Â
WhatsApp saat ini merupakan aplikasi yang banyak digunakan sebagai sarana komunikasi, termasuk dalam dunia pendidikan, dalam hal ini oleh guru dan siswa. Untuk mendukung kelangsungan proses belajar mengajar, grup WhatsApp dapat digunakan sebagai lingkungan belajar dimana pembelajaran dapat berlangsung tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.Â
Artinya pembelajaran tetap tidak hanya terjadi secara tatap muka di dalam kelas, tetapi pembelajaran juga dapat terjadi di luar kelas. Dengan bantuan grup WhatsApp, guru diharapkan tidak hanya belajar berdasarkan kurikulum, tetapi juga mendorong siswa untuk membangkitkan, menginspirasi dan meningkatkan motivasi belajar sehingga tujuan  pembelajaran  tercapai dengan baik.
Seiring berkembangnya teknologi smartphone yang semakin terjangkau oleh masyarakat umum, penggunaan berbagai media sosial pun semakin meningkat. Hal ini juga ditunjukkan oleh hasil Wearesocial Hootsuite yang diterbitkan pada Januari 2019, pengguna jejaring sosial di Indonesia meningkat 20% dibandingkan survei sebelumnya dan mencapai 56%, atau 150 juta pengguna dari total populasi.Â
Sementara itu, pengguna media sosial (gadget) mobile mencapai 48% atau sekitar 130 juta penduduk (Databoks, 2019). Melihat tren penggunaan media sosial akhir-akhir ini, para guru dan guru serta dosen, dapat memanfaatkannya sebagai alat pengajaran untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar, mengoptimalkan semangat dan motivasi  siswa.
Seperti yang dikatakan Hamalik bahwa penggunaan media massa dalam pembelajaran dapat merangsang keinginan belajar, keinginan belajar, minat baru dan mempengaruhi psikologi siswa serta meningkatkan motivasi belajar siswa (Nurseto, 2012). Wiratmojo dan Sasonohardjo juga menambahkan bahwa penggunaan media pendidikan pada fase orientasi pendidikan memang akan membantu proses belajar mengajar untuk menyampaikan pesan dan isi pelajaran yang diperlukan kepada siswa secara lebih efektif (Falahudin, 2014).
Perangkat pendidikan berbasis  ponsel  telah  hadir  dan menunjukkan potensi besar untuk membantu  pendidik  membangun berbagi informasi dan pengetahuan untuk  belajar  melalui  perangkat ponsel (Pence, 2007). WhatsApp atau yang sering dikenal dengan sebutan  WA menjadi  salah  satu media sosial paling aktif digunakan.
Perangkat pendidikan berbasis  ponsel  telah  hadir  dan menunjukkan  potensi  besar  untuk membantu  pendidik  membangun berbagi informasi dan pengetahuan untuk  belajar  melalui  perangkat ponsel(Pence, 2007). WhatsAppatau yang sering dikenal dengan sebutan  WA menjadi  salah  satu media sosial paling aktif digunakan.
masyarakat Indonesia yaitu hingga 83% pengguna internet atau sekitar 124 juta pengguna terdaftar menggunakan WhatsApp (Hadya Jayani, 2019). WhatsApp adalah sebuah aplikasi yang berfungsi untuk mengirim pesan instan (Instans Messenger), namun jika dilihat dari fungsi dasarnya, WhatsApp mirip dengan aplikasi SMS (Short Message Service) yang biasa digunakan di handphone jadul. Intinya WhatsApp tidak menggunakan pulsa langsung seperti SMS, melainkan menggunakan layanan online. Saat ponsel masih terhubung ke layanan Internet, pengguna dapat mengirim pesan. Selain itu, pengguna dapat mengirim file lunak dengan ekstensi PDF, dokumen, dan berbagai dokumen lainnya.
Kehadiran dan kemajuan media sosial khususnya WhatsApp sebagai sistem komunikasi yang berkembang saat ini, maka guru juga dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dan evolusi TIK dengan  mengembangkan sendiri atau menggunakan teknologi yang sudah ada seperti WhatsApp. sarana untuk menyampaikan informasi dengan cepat tanpa harus mendedikasikan waktu untuk pembelajaran tertentu, dengan tetap memperhatikan berbagai faktor agar tujuan pembelajaran tercapai. Hal ini juga dikemukakan oleh I Nyoman Sudana Degeng bahwa ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dan diperhatikan oleh guru dalam membuat lingkungan belajar yang berbeda, yaitu: (1) tujuan pengajaran; (2) efisiensi; (3) siswa; (4) ketersediaan; (5) biaya akuisisi; (6) kualitas teknis (Nurseto, 2012).
Pada aplikasi WhatsApp terdapat sebuah fitur yang memungkinkan orang untuk berkomunikasi secara berkelompok yakni menggunakan grup. Dengan adanya grup ini, bagaimana pendidik  dan  peserta  didik  tetap dapat melaksanakan pembelajaran. Di   era   digital   ini dunia pendidikan perlu melakukan berbagai terobosan untuk memudahkan mencapai tujuan pembelajaran efektif dan efisien. Grup WhatsApp salah   satunya yang  dapat  dimanfaatkan  untuk membuat grup (kelompok  belajar) yang   berfungsi   sebagai   media pembelajaran,   dimana   pendidik dan  peserta  didik  dapat  bertukar informasi,  penyebaran  informasi, serta  dapat  membuat  suatu  forum diskusi   belajar   tentang   materi pelajaran,   tugas,   atau   sekedar memberi   sapaan   oleh   pendidik kepada  peserta  didik  yang  dapat memberi  motivasi  belajar.  Oleh karena itu, proses belajar mengajar tidak hanya terlaksana pada jam belajar di  kelas  saja,  tetapi  juga pada  jam-jam  tertentu di luar pembelajaran tatap  muka  sesuai dengan  kesepakatan  peserta  grup dalam  hal  ini  adalah  pendidik  dan peserta didik.
Di era digital saat ini, dunia pendidikan membutuhkan berbagai terobosan untuk memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Jadi Grup WhatsApp adalah salah satu yang dapat digunakan untuk pembelajaran yang berfungsi sebagai lingkungan belajar (learning group) dimana guru dan siswa dapat bertukar informasi, berbagi informasi dan membuat forum diskusi pembelajaran tentang topik, pelajaran, tugas, atau sekedar memberi sapaan oleh   pendidik kepada  peserta  didik  yang  dapat memberi  motivasi  belajar. Oleh karena itu, proses belajar mengajar berlangsung tidak hanya pada jam pelajaran, tetapi juga di luar pembelajaran tatap muka, sesuai  kesepakatan anggota kelompok, dalam hal ini guru dan siswa.
Grup WhatsApp juga   dapat digunakan   sebagai   pendukung pembelajaran di  dalam  kelas,  pada saat  pendidik  tidak  dapat  hadir  di dalam  proses  pembelajaran  dalam kelas dengan cara mengirim materi atau  tugas  dan  mendiskusikannya tanpa  mengurangi  kualitas  hasil belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H