Kita sedang bersiap-siap menuju Zaman Normal Baru (ZNB). Mengapa saya sebutkan atau saya tambahkan zaman,  dan mengapa tidak cukup normal baru saja? Alasannya sangat kuat, yakni  historis dan heroik.Â
Betapa tidak? Pandemi COVID 19 telah menerpa di hampir seluruh negara di dunia ini, dan untuk negara kesatuan Republik Indonesia kita, Â semoga hanya terjadi beberapa bulan saja.Â
Dan sebagai penanda waktu, saya memberanikan diri menyebutkannya: Selama Maret 2020 -- Juli 2020. Dalam hitungan "hanya" lima bulan saja, namun karena banyak sekali yang harus dicatat dalam sejarah bangsa Indonesia  dengan segala kisah-kisah heroiknya, maka saya sebut kurun waktu ini dengan zaman, yaitu zaman COVID 19.Â
Alurnya sebagai berikut: Sebelum zaman COVID 19, segala sesuatunya normal-normal saja, dan sesudah zaman COVID 19 akan tibalah Zaman Normal Baru (ZNB). Maka formula sosialnya menjadi: N2 -- (ZCOVID19) + ZNB = Indonesia 75 Tahun Merdeka.
Penjelasannya ialah, dalam menyongsong peringatan 75 tahun Merdeka, kapal bangsa dan masyarakat  NKRI semula dalam kondisi normal-normal saja (N2),  lalu tiba-tiba dan sangat dahsyat diterpa badai COVID 19 selama lima bulan (ZCOVID19), dan akan tibalah zaman normal baru (ZNB). Hari-hari ini kita berada dalam tahapan persiapan-persiapan menuju ZNB.
Ada tujuh persiapan sosial yang perlu kita cermati bersama dalam fase ini, yakni mulai dari yang disebut social understanding sampai ke social resources, dan kami biasanya mengatakan ini sebagai rumus: Jika tidak, makan akan. Satu, jika pengetahuan sosial tidak disebarluaskan, maka tidak akan ada respon atau dukungan dari masyarakat.Â
Oleh karena itu persiapan yang utama dan pertama ialah, dengan berbagai cara benar dan melalui media benar, informasi benar tentang ZNB harus disebarluaskan oleh siapa pun yang berkehendak baik, Â Berulangkali kata "benar" saya tegaskan, mengingat sekarang ini ada banyak sekali yang tidak benar, karena itu harus hati-hati dengan cara dicek dan dicek ulang.Â
Dua, jika lingkungan sosial masyarakat tidak mendukung, maka yang akan terjadi adalah penolakan di mana-mana. Tiga, jika tidak ada proses persiapan, maka yang akan terjadi adalah stagnasi. Persiapan dengan berbagai prosesnya adalah kunci keberhasilan kegiatan atau program apa pun.
Empat, jika tidak ada pengembangan kapasitas masyarakat, maka yang akan terjadi ialah kesia-siaan belaka karena program atau kegiatan apa pun tidak efektif.Â
Kapasitas utama yang perlu dimiliki masyarakat ialah pengetahuan benar agar dapat menangkal adanya informasi atau apa pun yang tidak benar.Â
Lima, standar pelaksanaan tentang ZNB harus dirumuskan secara baik dan cermat, jika tidak maka akan muncul berbagai manipulasi.Â
Enam, struktur, mekanisme, dan strategi pelaksanaan ZNB perlu dirumuskan secara rinci, terukur, dan mudah; sebab kalau tiga hal itu tidak terpenuhi, yang akan terjadi ada difusi yaitu kebingungan dan kebingungan saja.Â
Dan tujuh, sumber daya serta sumber dana untuk persiapan dan program ZNB hendaklah sangat jelas baik asalnya maupun alokasinya; sebab jika tidak jelas, yang akan terjadi ialah frustrasi banyak pihak.
Jadi ringkasnya: If no  understanding, then lack of support; if no supportive environment, then resistance; if no process, then stagnation; if no capacities, then ineffectiveness; if no  standards, then manipulation; if no structures, then diffusion; and if no resources, then  frustration   Â
Selamat mempersiapkan ZNB secara cermat dan bersama-sama.
0-0
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H