Mohon tunggu...
AANG JUMPUTRA
AANG JUMPUTRA Mohon Tunggu... Freelancer - Admin Social Media
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menyajikan konten yang cerdas, terupdate, dan terlengkap

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ngeyel

25 Mei 2020   07:45 Diperbarui: 25 Mei 2020   08:39 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana menghadapi si tukang ngeyel? Pertama-tama harus disebutkan si tukang ngeyel itu ada di mana-mana: di level rumahtangga, sangat mungkin ada si tukang ngeyel; di level kelompok atau komunitas pasti ada juga; apalagi di level yang lebih luas, di kantor, di perusahaan, dan lebih-lebih di tempat umum.

Di tempat yang terakhir disebutkan, yaitu di tempat-tempat umum, pasti ada petugas; nah ....para petugas inilah yang terutama perlu diberi bekal cara-cara menghadapi orang ngeyel. Menurut saya, bekal-bekal yang harus ditekankan ialah: Satu, sikap ngeyel sebenarnya disadari oleh orang-orang  yang melakukan pengeyelan itu, maka kalau gelagat itu sudah bisa tercium oleh petugas sejak awal, "tembaklah" orang itu sebelum dia sempat berbicara dengan ungkapan yang "paling mematikan." Kalau feeling petugas mengatakan yang saya hadapi ini "pejabat," katakanlah misalnya: "Seorang pejabat jangan begitu, Pak; Maaf!!"

Dua, karena sikap ngeyel umumnya dipakai sebagai senjata, hadapilah si pengeyel itu (apalagi sudah terlanjur terungkap ngeyelnya) dengan cara didiamkan beberapa saat dan biarkan dia omong atau membela diri semaunya. Kalau memungkinkan, setelah itu orang yang bersangkutan  "dilokalisir," yaitu diajak pindah ke suatu tempat untuk diajak bicara. Namun karena pada umumnya orang semacam itu lalu cenderung berbuat atau berkata-kata "ngawur atau nekat" jauhilah saja tetapi hal-hal pendukung untuk bukti-bukti pelanggarannya perlu diamankan atau setidaknya dicatat. 

Tiga, gunakan "orang/pihak ketiga" untuk mediasi. Kalau dalam satu mobil itu terdiri dari empat orang, sementara tiga orang lainnya diam saja pada saat seseorang ngeyel terhadap petugas; datangilah atau mintalah salah satu atau salah dua dari orang semobil itu untuk memediasi. Jika yang ngeyel itu si suami, padahal di situ ada istrinya, mintalah si istri untuk memediasi.

-0-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun