Berada ditengah pemukiman penduduk dan tak jauh dari pusat kota Malang dengan akses jalan yang sangat baik,tak sulit menuju situs Candi Badut kelurahan Karang Besuki kecamatan Dau kabupaten Malang. Candi Badut bangunan candi Hindu salah satu ikon dari sekian banyak obyek wisata di kota Malang provinsi Jawa Timur.
Kawasan situs budaya ini biasanya di kunjungii para pelajar,mahasiswa untuk melakukan studi, bahkan saat akhir pekan atau liburan banyak wisatawan mengunjungi Candi Badut ini. Mereka datang dari sekitar Malang Raya (kota Batu,Kabupaten Malang),Blitar,Kediri,Surabaya,Lumajang dan kota-kota pulau Jawa lainya bahkan Sumatera serta pulau Timur lainya.
Berkunjung menuju kawasan wisata Candi Badut di  Karang Besuki, Kabupaten Malang dari pusat kota Malang dapat di tempuh melalui terminal Arjosari, cukup naik angkotan kota (angkot) dengan kode LDG warna biru dengan membayar Rp 3.000 lalu turun di sekitaran kampus Univerisitas Negeri Malang (UM) lalu menumpang ojek dengan membayar Rp8.000 sampai Rp10.000 pengunjung dapat mencapai lokasi wisata Candi Badut.
Hanya memerlukan waktu 30 menitan itu pun kalau kemacetan terjadi di pusat perkotaan. Menuju Candi Badut dapat juga di tempuh dengan kendaraan umum jurusan Tidar arah Institut Teknologi Nasional (ITN) malang. Jika dari Bandara Abdurahman Saleh kabupaten Malang maka transportasi yang akan di naiki yakni taksi bandara hanya dengan membayar Rp 100.000 dengan jarak tempuh sekitar 45 menitan  wisatawan akan tiba di lokasi Candi Badut.
"Tidak banyak memakan waktu tempuh dengan melihat kota Malang yang sejuk, saya lega saat melihat indahnya bangunan bersejarah ini dan dapat mengunjungi obyek wisata lainya di kota Malang" kata Ganjar, wisatawan asal Lampung yang datang bersama teman kampusnya.
Wisatawan tidak di kenai tiket masuk  ke lokasi Candi Badut. Saat di area obyek wisata Candi Badut pengunjung dapat menikmati sejuknya udara dengan pepohanan dan taman yang tertata rapi. Suasana sekitar Candi yang indah dengan rimbunnya beberapa pepohonan wisatawan dapat berfoto ria dengan latar candi yang memiliki nilai budaya tinggi.  Angin sejuk terasa tatkala kita duduk atau sekadar rebahan di rerumputan taman disekitar candi.
Bangunan Candi Badut yang berada pada pemukiman penduduk tidak mengurangi akan keindahan bangunan tersebut. Petugas cagar budaya kota Malang sangat cekatan dalam memelihara dan menjaga areal bangunan candi Badut ini, terlihat dengan sarana prasarana., semisal MCK di area candi yang bersih dan keindahan taman dengan tatanan yang terjaga dengan baik oleh para petugas cagar budaya tersebut.
Sejauh mata memandang tampak bangunan candi bersiram cahaya matahari di antara barisan berbagai jenis bunga tampak tertata rapi dan rumput yang hijau melengakapi sebagai lantai sekitaran candi.
Pengunjung juga dapat memanfaatkan waktu untuk bertanya guna  menambah pengetahuan pada petugas bangunan candi tentang situs purbakala atau melihat plang informasi candi Badut, bahkan terkadang pada hari libur liflet atau buku kecil memuat informasi candi Badut akan pengunjung temui yang dijual oleh petugas candi atau para mahasiswa yang ada di sekitaran lokasi candi Badut sebab kelurahan Karang Besuki banyak terdapat kosan mahasiswa yang belajar dikampus-kampus kota Malang dengan membayar biaya penganti cetak sebesar Rp 5.000 sampai Rp 1.000 per buah maka wisatawan akan memilikinya.
Candi Badut diperkirakan berusia lebih 1400 tahun dan diyakini adalah peninggalan Prabu Gajayana penguasa kerajaan Kanjuruhan dalam prasasti Dinoyo tahun 760 Masehi.
Sejarawan menyatakan candi Badut merupakan peralihan gaya bangunan klasik dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Pada ruangan induk candi berisi lingga dan yoni, simbol Siwa dan Parwati biasanya ciri dari percandian Hindu di Jawa, ada tujuh bangunan yang terdiri dari enam rumah terdapat relung-relung yang berisi arca tetapi Candi Badut hanya menyisakan satu arca saja yakni arca Durga Mahisasuramardini.
Candi Badut di temukan tahun 1921 berupa gundukan bukit batu dan reruntuhan tanah. Maureen Brecher seorang kontrolir bangsa Belanda adalah orang pertama memberitakan keberadaan Candi Badut. Tahun 1925-1927 Candi Badut dibangun kembali oleh Jawatan Purbakala Hindia-Belanda.
Candi Badut berdiri pada area tanah seluas 2808 m2 dikelilingi oleh gunung Kawi sebelah selatan,gunung Arjuna sebelah barat,gunung Tengger sebelah utara dan gunung Semeru sebelah timur. Terbuat dari batu andhesit berdenah empat persegi panjang berukuran 17,27 mX14,04 m dengan tinggi 8 m menghadap ke barat candi ini merupakan candi tertua di Jawa Timur.
Pentingnya mengetahui sejarah peninggalan purbakala dengan keragaman masyarakat Indonesia sebagai bagian cinta tanah air seharusnya wisata edukasi menjadi tujuan utama para wisatawan lokal terlebih bagi pelajar salah satunya  ke situs Candi Badut ini. "Saya ke sini setiap libur semester, ini sudah tradisi bagi saya berwisata edukasi. Selain biaya terjangkau tentunya pengetahuan akan bertambah," kata  Jafar Sabarudin, Guru SMP di Kupang, NTT.
Berbeda pada pengunjung lainya, Habib pengunjung asal Gresik yang  baru pertama kali datang ke Candi Badut sangat kagum dengan bangunan Candi Badut ini. "Sekali jalan ke Candi Badut  kita bisa mengunjungi tiga obyek wisata dikota Malang lainya, petik apel di kota Batu atau mengujungi banyak wahana permainan  yang menakjubkan di sana," kata dia.
Petugas situs Candi Badut mengatakan, biasanya  wisatawan mulai berdatangan pada liburan sekolah, mengingat wisata ini merupakan wisata edukasi sangat baik dan bermutu bagi pelajar maupun masyarakat Indonesia utamanya.
Mengunjungi situs-situs bersejarah cukup dengan biaya yang terjangkau. wisatawan bisa menemukan sensasi dan suasana baru dengan keindahan dan kesejukan alam serta melihat  bangunan bernilai sejarah tinggi tentu akan menambah ketentraman jiwa,pengalaman hidup,penambahan wawasan serta refreshing otak lalu kita menjadi bagian masyarakat Indonesia yang mencintai nusantara dengan menyadari betapa pentingnya sejarah bangsa kita, bukan kah bangsa yang besar itu menghargai dan menjaga jasa para pendahulunya.Semoga.
#Aan Frimadona Roza, Mengajar di SMPN 2 Kasui Kab.Way Kanan Lampung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H