Candi Badut di temukan tahun 1921 berupa gundukan bukit batu dan reruntuhan tanah. Maureen Brecher seorang kontrolir bangsa Belanda adalah orang pertama memberitakan keberadaan Candi Badut. Tahun 1925-1927 Candi Badut dibangun kembali oleh Jawatan Purbakala Hindia-Belanda.
Candi Badut berdiri pada area tanah seluas 2808 m2 dikelilingi oleh gunung Kawi sebelah selatan,gunung Arjuna sebelah barat,gunung Tengger sebelah utara dan gunung Semeru sebelah timur. Terbuat dari batu andhesit berdenah empat persegi panjang berukuran 17,27 mX14,04 m dengan tinggi 8 m menghadap ke barat candi ini merupakan candi tertua di Jawa Timur.
Pentingnya mengetahui sejarah peninggalan purbakala dengan keragaman masyarakat Indonesia sebagai bagian cinta tanah air seharusnya wisata edukasi menjadi tujuan utama para wisatawan lokal terlebih bagi pelajar salah satunya  ke situs Candi Badut ini. "Saya ke sini setiap libur semester, ini sudah tradisi bagi saya berwisata edukasi. Selain biaya terjangkau tentunya pengetahuan akan bertambah," kata  Jafar Sabarudin, Guru SMP di Kupang, NTT.
Berbeda pada pengunjung lainya, Habib pengunjung asal Gresik yang  baru pertama kali datang ke Candi Badut sangat kagum dengan bangunan Candi Badut ini. "Sekali jalan ke Candi Badut  kita bisa mengunjungi tiga obyek wisata dikota Malang lainya, petik apel di kota Batu atau mengujungi banyak wahana permainan  yang menakjubkan di sana," kata dia.
Petugas situs Candi Badut mengatakan, biasanya  wisatawan mulai berdatangan pada liburan sekolah, mengingat wisata ini merupakan wisata edukasi sangat baik dan bermutu bagi pelajar maupun masyarakat Indonesia utamanya.
Mengunjungi situs-situs bersejarah cukup dengan biaya yang terjangkau. wisatawan bisa menemukan sensasi dan suasana baru dengan keindahan dan kesejukan alam serta melihat  bangunan bernilai sejarah tinggi tentu akan menambah ketentraman jiwa,pengalaman hidup,penambahan wawasan serta refreshing otak lalu kita menjadi bagian masyarakat Indonesia yang mencintai nusantara dengan menyadari betapa pentingnya sejarah bangsa kita, bukan kah bangsa yang besar itu menghargai dan menjaga jasa para pendahulunya.Semoga.
#Aan Frimadona Roza, Mengajar di SMPN 2 Kasui Kab.Way Kanan Lampung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H