Mohon tunggu...
Aan Fikriyan
Aan Fikriyan Mohon Tunggu... profesional -

membaca, menulis dan menggambar, satu hal yang menjadi cita-cita yaitu membawa perubahan ! ayo berbuat untuk berubah !

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemikiran Metal di Balik Pencapresan Jokowi

19 Maret 2014   18:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_299692" align="aligncenter" width="618" caption="Ilustrasi pemikiran metal dan pencalonan Jokowi sebagai presiden."][/caption]

Pertanyaan besar telah terjawab, kehebohan langsung menyeruak, media serempak memberitakan, berbagai analisa strategi dan isu segera bergulir. Itulah yang nampak ketika Jumat 14/03/2014 di Kampung Marunda,  dirumah bersejarah legenda pendekar Betawi, berjarak satu kilometer jauhnya dari pelabuhan Tanjung Priok, disebuah tempat yang dikenal dengan sebutan rumah Si Pitung, Gubernur Jakarta Joko Widodo atau akrab dipanggil Jokowi mendeklarasikan  kesiapannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden Republik Indonesia 2014.

Mendapat mandat langsung dari ketua umum PDIP megawati Soekarno Putri dan siap menjalankan amanat partai yang mengusungnya menjadi calon presiden, Jokowi mengenakan busana khas Betawi tampil seorang diri dan menunjukkan kesiapannya dengan mencium bendera sang saka merah putih. Sangat menarik melihat pola pencapresan Jokowi yang terkesan “mendadak”, meskipun sebenarnya sudah bisa diduga oleh simbol serta rentetan ritual  yang kuat yang mengikutinya.

Pertanda restu Jokowi sebagai calon presiden sebenarnya sudah nampak ketika  Megawati mengajaknya untuk berziarah ke makam pendiri bangsa, presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Namun tidak ada yang menduga kalau pencapresan Jokowi dilaksanakan “seketika” dengan mengadopsi simbol perlawanan perjuangan Si Pitung. Tanpa berlama-lama saya segera merangkum opini dengan mencoba menuliskan pola komunikasi pencapresan yang cukup “nyleneh” ini dan hubungannya dengan genre musik metal yang identik dengan selera musik Jokowi.

Dalam beberapa artikel yang saya baca mengenai sikap dan motivasi penggemar musik metal, ternyata ada kesamaan tentang bagaimana sikap dan perilaku metal mempengaruhi karakter seseorang. Musik rock boleh disebut memiliki sifat pemberontak, tapi metal lebih dari itu musik metal adalah simbol perlawanan dan perjuangan. Menjadi dominan adalah salah satu sifat utama dari musik metal, dominasi yang memahami batas kewenangan tentunya, karena metal adalah simbol ketegasan  dan memaklumi kekuasaan untuk mengatur menjadi lebih baik, lebih jujur dan bukan menggunakan kekuasaan untuk membatasi orang lain ataupun menjadi diktator.

Mengapa Jokowi pada saat deklarasi memilih simbol perlawanan dalam proses pencalonannya?, karena ia adalah penggemar musik metal yang memiliki sikap melawan tindakan yang tidak benar menurut keyakinannya dan menurut pandangan umum. Musik metal berbicara tentang hal yang lugas dan terbuka, tidak  memerlukan ornamen kerlap-kerlip hiasan semu, yang dibutuhkan hanyalah  sebuah keyakinan dan keberanian untuk menjalankan amanat menurut ketetapan hati.  Gelap terang Panggung adalah ritme yang harus dijalani sesuai dengan suara dan kehendak hati.

Genre musik metal identik dengan sifat keras kepala, tahan terhadap kitikan dan memiliki kecenderungan terbuka, bicara baik apabila benar, mengakui kesalahan bila memang harus. Deklarasi Jokowi yang tampil seorang diri ala pendekar Si Pitung merupakan sikap garda depan seorang penampil metal sejati, berani menghadapi amanat dengan pilihan sikap yang jelas.  Seorang yang menyukai musik metal atau biasa dikenal dengan sebutan metalhead selalu menonjolkan karakter  manusia pemberani, tanpa pengawalan berlebih, berani mengahdapi resiko atas pilihan yang dibuatnya.

Sungguh menggelitik menghubungkan sikap poltik elite negeri ini dengan pilihan dan selera musiknya. Kenapa sesorang selalu nampak galau dan rajin curhat? kenapa banyak pejabat yang suka mengelak dan tidak punya kepastian alias tidak amanat?  kenapa ada pemimpin terlalu narsis dan sering berbohong? mungkinkah ada kaitannya dengan pilihan genre musik?, atau malah tidak kenal musik sama sekali?.   Siapkah kita menggerakkan kepala  melakukan gerakan headbang bak seorang metalhead mengikuti irama cadas yang dimainkan Jokowi atau pilih bergoyang dengan bentuk irama yang lain?.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun