Mohon tunggu...
REEDkompasiana ⭐⭐⭐⭐ ⤵️
REEDkompasiana ⭐⭐⭐⭐ ⤵️ Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis/Pewarta Nasional
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis/Berkarya/Membangun

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Jeritan Hati Ketua Kelompok Tani Pengadaan (RJIT) Diambil Alih Oknum Pegawai BPP?

22 Juli 2022   16:27 Diperbarui: 24 Juli 2022   22:05 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

CIAMIS- Rjit adalah program Kementerian Pertanian (Kementan) dan menggulirkan program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) di Desa-desa Kabupaten ciamis yang terutama di Kecamatan lakbok, Kabupaten ciamis. Program yang kini sudah 100 persen terealisasi itu mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) penerima manfaat program yakni untuk Kelompok tani.

Namun ada aja cerita yang membuat miris hati, sebut saja pak jamil selaku ketua kelompok tani Panca Tunggal "Sementara" karena dirasa pekerjaan RJIT ini hanya kebagian capenya saja "lantas kenapa", dari awal memang ada kejadian yang kurang enak yakni pengadaan prodak gravel yang mau tidak mau di adakan dan diminta oleh oknum BPP kecamatan lakbok yang Berinisial DY dan kalau begitu saya tidak bisa apa-apa cuma saya pernah curhat juga ke Kepala Desa Sindangangin untuk Diteruskan ke orang BPP supaya ada keringanan harga, ya kalau ada lebihnya kan lumayan buat kas Kelompok Tani Ujarnya.

Menurut Pak Jamil Harga Dirasa sangat berat yakni 85.000 (delapan puluh lima ribu) Per Unit Sementara harga di tempat lain juga ada yang lebih murah berkisar 55.000-60.000 tapi apa boleh buat karena dari BPP yang minta ya saya pasrah saja Pungkasnya,

Ditempat lain Dasiman Selaku Bendahara Kelompok Tani Panca Tunggal Juga mengatakan, Memang benar Waktu itu UPKK tidak tau menanu masalah pengadaan Gravel Karena langsung Di ambil alih orang BPP yakni bpk DY itupun Kami hanya memborong Upah kerja saja dan sangat disayangkan Prodak Gravel di wilayah lakbok saja banyak kenapa ini ngambil dari luar daerah dari jawa tengah pungkasnya,

Ketika (DY) di Klarifikasi  dikantornya Beliau awalnya menyangkal tapi lama-Lama Membenarkan itupun tidak Secara langsung Mengambil Alih tapi saya hanya menyarankan karena prodak Gravel dari Sidaerja Kwalitasnya lebih bagus dari yang lain dan tidak mudah remuk, untuk Harga dan pembayaranpun saya tidak ikut campur yang lebih tau yakni Kepala Desa Sindangangin dan itu hasil kesepakatan dengan beliau tuturnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun