Kita sibuk dengan urusan kita masing-masing.
Tuhan catat kehidupan kita oleh Rakib dan Atid.
Kita bangga karena jalan hidup kita dinovelkan oleh malaikat.
Namun, setelah kita membuka, kita menangis dengan tangisan darah penyesalan.
Dan berusaha menyembunyikan novel itu.
Tapi tidak ada tempat persembunyian.
Novel itu difilmkan.
Kita semakin malu.
Dan berharap kematian segera.
Padahal, tidak ada yang peduli kisah hidupmu.
Semuanya sibuk dengan cerita masa lalu masing-masing.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!