[5] Pandangan ini dianut oleh Syafii, Maliki dan Hambali. Agaknya pendapat ketiganya didasarkan pada peristiwa penikaman terhadap seorang ummu walad oleh majikannya sebagaimana diriwayatkan oleh Ibn Abbas. Lihat Sunnah Abu Dawud, Book 38, Number 4348 http://www.usc.edu/org/cmje/religious-texts/hadith/abudawud/038-sat.php . Namun Imam Abu Hanifah berpandangan lain. Meski tidak diqishash – menurut Hanafi- pelaku tetap harus dipenjara. Lihat Dr. Musthafa Dib Al-Bugha, Al-Wafi: Syarah Hadits Arbain Imam An-Nawawi, Mizan, 2007, hal 141. Belakangan, cendekiawan muslim seperti Mahmut Syaltout berpendapat muslim yang membunuh siapapun harus diqishash,
[6] QS. 49:10
[7] QS. 3:103. Dalam Tafhim al-Qur’an, Al Maududi mendefinisikan hab li allah sebagai berikut; “Allah's cord" is the way of life prescribed by Him. It is a "cord" because it keeps intact the relations of the Believers with Allah and also binds and unites them into a community, http://www.englishtafsir.com/Quran/3/index.html Akses 12 Januari 2015.
[8] QS. 5:2
[9] QS. 9:29
[10] QS. 9:30
[11] QS. 5:17
[12] QS. 5:73
[13] QS. 10:70
[14] An Ancient Profession of Faith in the Trinity From the "Athanasian" Creed, http://www.ewtn.com/faith/teachings/GODC2.HTM Akses 11 Januari 2015.
[15] Yohanes BM, Pengantar Ajaran Tentang: Trinitas, http://yohanesbm.com/index.php?option=com_content&task=view&id=103 Akses 11 Januari 2015