Memang, dia telah teruji sebagai seorang die-hard dalam bisnis ikan dan carteran pesawat selama ini. Namun mengurus sebuah kementerian tentu mempunyai kompleksitasnya tersendiri. Justru di titik inilah kesucian simbol tatonya akan dipertaruhkan. Apakah dia memang layak menorehkan burung Phoenix di tubuhnya, ataukah tato tersebut perlu diganti, misalnya emprit.
Revolusi Jokowi
Presiden Jokowi, terlepas dia mengetahui tato menteri Susi sebelumnya atau tidak, telah mengambil terobosan kultural yang revolutif. Yakni, merekrut sosok “bermasalah” masuk dalam kabinetnya. Konsepsi revolusi mental memang masih belum menemukan bentuk definitifnya hingga saat ini. Meski demikian masuknya Menteri Susi memberikan petunjuk kemana revolusi mental akan diarahkan. Mentalitas anak bangsa ini perlu diukir kembali agar lebih mementingkan substansi ketimbang bentuk; mampu membedakan wilayah privat dan publik; serta menghargai dan menghormati kemanusiaan diatas keragaman identitas. (*)
*Aan Anshori (@aananshori), Peneliti Pusat Kajian Pesantren & Masyarakat (PKPM) Tebuireng . Penggerak Jaringan GUSDURian
#dikopi dari website http://tebuireng.org/mencurigai-tato-susi/ untuk tujuan pendidikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H