Suara bbm saya menyalak, dibarengi kedip lampu merah.
“Gus, bisakah nanti sore kita jumpa darat? Ada tugas kantor. Saya mau kordinasi dengan jenengan”
Ternyata dari teman saya yang bertugas sebagai intel militer di wilayah Jombang. Langsung saya balas dan menyepakati lokasi pertemuan. Saya menduga ini pasti berkaitan dengan tulisan saya “Cerita Dibalik Tentara ‘Liar’ di Jombang” beberapa waktu lalu. Dugaan saya benar. Kawan saya tersebut langsung menyodorkan surat berkop Komando Daerah Militer V/ Brawijaya – Penerangan. Surat tersebut memuat perihal permohonan klarifikasi berita. Surat dua lembar tersebut ditandatangani oleh Kapendam V/Brawijaya Kolonel Arm Totok Sugiharto NRP 31680. Saya mengapresiasi surat tersebut sebagai bagian dari proses check and balance dalam dunia jurnalistik.
Berikut ini poin-point dari surat tersebut:
1. Bahwa tulisan saya tersebut menimbulkan kesan seolah-olah wilayah Jombang tidak kondusif;
2. Bahwa Tulisan tersebut menimbulkan pemahaman di masyarakat bahwa TNI dianggap tidak netral dalam pilpres 2014;
3. Bahwa tidak ada tentara liar di Jombang, yang ada pelibatan Yonif 521/DY yang sedang melaksanakan BKO di Kodim 0814/Jombang dalam rangka pengamanan Pilpres 2014;
4. Bahwa penempatan personil TNI AD di sekitar KPUD Jombang adalah atas peintah Dandim 0814/Jombang dan telah dikordinasikan dengan Ketua KPUD Jombang, Sdr. Muhaimin;
5. Bahwa anggota Yonif 512/DY selama melaksanakan pengamanan Pilpres 2014 di Kantor KPUD Jombang tidak menggunakan senjata api namun hanya menggunakan perlengkapan tongkat dan tameng.
Dengan adanya penjelasan di atas maka saya menganggap hal ini sebagai bagian dari konfirmasi atas tulisan saya sebelumnya.
Mari kita terus kawal demokrasi, kebebasan berfikir dan berpendapat secara bermartabat.
*Lukman coffee corner Jl. Presiden KH. Abdurrahman Wahid, 23 Juli 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H