Mohon tunggu...
Bonifasius Aan
Bonifasius Aan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aku Berpikir, Maka Aku Meniadakan

14 April 2018   00:50 Diperbarui: 15 April 2018   08:33 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: pixabay.com)

Sedikit lucu memang ketika saya membayangkan seandainya setiap organ tubuh memiliki otaknya masing-masing agar dapat menentukan apa yang dia inginkan. Tapi siapa yang tahu jika setiap organ tubuh memiliki logikanya masing-masing yang menganggap dirinya lebih dari sekedar bagian tubuh manusia.

Mereka hanya tidak memiliki kehendak bebas layaknya yang dimiliki oleh manusia. Pernahkah berfikir bagaimana seekor semut mendefinisikan manusia? Mungkin bagi semut, manusia hanya segerombolan makhluk serakah tanpa kerja sama untuk menikmati rasa manis.

Melalui alur berfikir ini, saya memahami bahwa ketika saya berfikir, berarti saya mendefinisikan, ketika saya mendefinisikan berarti saya memasukkan segala sesuatu yang saya fikirkan kedalam perspektif "aku". Ketika saya mengesampingkan logika dari setiap realitas di luar diri saya, dan hanya memahaminya dalam perspektif aku, serta seperangkat pengetahuanku bersama manusia lain yang juga merupakan buah pikiran, sesungguhnya saya telah meniadakan.

Berfikir yang saya pahami tidaklah jauh dari aktivitas mendefinisikan. Maka ketika aku, berfikir maka aku ada, ketika aku berfikir, maka aku mendefinisikan, dan ketika aku mendefinisikan, maka aku meniadakan yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun