Sedikit lucu memang ketika saya membayangkan seandainya setiap organ tubuh memiliki otaknya masing-masing agar dapat menentukan apa yang dia inginkan. Tapi siapa yang tahu jika setiap organ tubuh memiliki logikanya masing-masing yang menganggap dirinya lebih dari sekedar bagian tubuh manusia.
Mereka hanya tidak memiliki kehendak bebas layaknya yang dimiliki oleh manusia. Pernahkah berfikir bagaimana seekor semut mendefinisikan manusia? Mungkin bagi semut, manusia hanya segerombolan makhluk serakah tanpa kerja sama untuk menikmati rasa manis.
Melalui alur berfikir ini, saya memahami bahwa ketika saya berfikir, berarti saya mendefinisikan, ketika saya mendefinisikan berarti saya memasukkan segala sesuatu yang saya fikirkan kedalam perspektif "aku". Ketika saya mengesampingkan logika dari setiap realitas di luar diri saya, dan hanya memahaminya dalam perspektif aku, serta seperangkat pengetahuanku bersama manusia lain yang juga merupakan buah pikiran, sesungguhnya saya telah meniadakan.
Berfikir yang saya pahami tidaklah jauh dari aktivitas mendefinisikan. Maka ketika aku, berfikir maka aku ada, ketika aku berfikir, maka aku mendefinisikan, dan ketika aku mendefinisikan, maka aku meniadakan yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H