(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, ukuran, dan spesifikasi teknis kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan KPU.
Nah dari situ sebenarnya semua sudah jelas kan, jika kemudian ada kampret yang protes "Wah KPU buat aturan seenaknya nih, nggak bener!!!" hahaha, itu akan lucu sebab PKPU ini sebelumnya telah diajukan ke DPR dan disetujui oleh seluruh fraksi di DPR termasuk Gerindra, PKS, PAN, dan Demokrat tentunya. Jadi jika anda merasa tidak puas, ya salahkan yang mulia Fadli Zon kenapa ikut menyetujui ? Hehe. sampai disini paham pret ? Kalo tidak paham baca lagi dari awal.
Selanjutnya mari kita bahas, mengenai ketakukan kampret selanjutnya. Mungkin sebagian dari mereka takut jika kotak suara dari karton ini akan mudah dirusak dan dilubangi misalnya, sehingga bisa mengindikasikan akan dilakukan kecurangan oleh kubu Jokowi dengan memanipulasi surat suara yang ada pada kotak suara itu.Â
Baik, jika seperti itu kekhawatirannya maka mari kita berpikir jernih. Semua kotak suara diseluruh Indoneisa pasti akan menggunakan bahan yang sama kan ? Jika semua bahannya sama, bukankah hal ini berarti bisa juga berlaku pada kubu Prabowo ? Bukanka bisa juga kubu Prabowo merusak atau melubangi kotak suaranya ? Jadi jika kita bicara tentang khawatir adanya kecurangan itu adalah salah dan tidak tepat, sebab kedua kubu sama-sama bisa berbuat seperti itu.
Kemudian mari kita bicara masalah ketahanan, ada yang khawatir mudah terbakar, robek, bahkan kena air sehingga khawatir dengan ketahanan kotak suara itu. Dalam hal ini KPU pastinya juga sudah memikirkannya, barang yang sangat penting pastinya tidak mungkin begitu saja diabaikan pasti ada pengamanan khusus untuk menjaganya supaya bisa aman sampai di pusat nanti.Â
Jadi tak perlu khawatir dengan masalah yang seperti ini, KPU bukan lembaga yang ecek - ecek yang tidak tahu apa - apa. Mari kita percayakan sepenunya pada KPU, tak perlu meriuhkan diri dengan hal "kacang" Â seperti ini, lebih baik adalah saling adu program saja. Sehingga perdebatan di media sosial itu menjadi lebih bermutu.
Terakhir, bisa kita simpulkan bahwa dengan sebuah "kardus" saja mereka sudah ketakutan begini. Apakah ini masih ada kaitannya dengan kasus "jenderal kardus" beberapa bulan yang lalu ? Hahaha, semoga saja tidak. Baiklah menutup tulisan saya kali ini, semoga dengan tulisan ini tidak ada ada lagi postingan di media sosial yang membahas kardus. Jujur kami yang kalian sebut "cebong" lebih suka jika kalian posting seputar program - program pasangan PAS daripada memposting yang isinya mencemooh Jokowi. Sekian, salam hangat.
Bonus, hiburan sejenak :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H