Menjadi seorang kepala sekolah adalah sebuah pengalaman baru. Pengalaman yang tidak pernah terlupakan saat menjadi kepala sekolah adalah ketika visitasi akreditasi pada tanggal 17-18 Oktober 2019. Setelah itu, aku mengajak para kepala sekolah untuk menuliskan pengalaman terbaiknya saat menjabat sebagai kepala sekolah. Lahirlah sebuah buku berjudul Jejak Langkah Mengukir Prestasi. Sebuah buku Best Practice yang berisi puluhan Kisah Terbaik para kepala Sekolah lingkungan MKKS SUBRAYON 3 SMP Kabupaten Lebak.
Saat buku Jejak Langkah Mengukir Prestasi itu lahir, tak lama kemudian ada tawaran dari pihak Majalah Lebak 1828 untuk menuliskan kisahku selama menjadi kepala sekolah. Untuk itu aku menulis dengan judul, Akreditasi Membangkitkan Semangat untuk Maju. Kisah ini berisi perjalanan tugas baruku menjabat sebagai kepala sekolah di SMPS Mathla'ul Hidayah yang disingkat SMP Mahida. Peningkatan nilai akreditasi yang awalnya C menjadi B adalah sebuah perjalanan yang sangat membanggakan.
Aku tak pernah membayangkan tulisanku akan masuk ke Majalah Lebak 1828 saat itu. Setelah meraih juara blog, hadirnya buku Jejak Langkah Mengukir Prestasi seperti mewakili perasaanku saat itu. Aku sempat membawa buku tersebut untuk diberikan kepada Ustad Habibi, Kepala SMPS AL AZKIYA Muncang. Namun sayang, kami tidak tidak sempat bertemu dan buku tersebut saya titipkan kepada ibu Yoyoh, istri dari Bapak Totong Sudiono, Ketua MKKS SUBRAYON 3 Kabupaten Lebak.
Pengalaman pertama menulis di Majalah Lebak 1828 membuatku merasa bahagia. Ternyata tulisanku bisa dimuat dan dibaca teman-teman juga saudara. Aku sempat menerima beberapa ucapan selamat karena tulisanku bisa dimuat di Majalah Lebak 1828. Sebuah majalah kebanggaan Kabupaten Lebak yang patut dibanggakan khususnya bagi warga Kabupaten Lebak.
Tulisanku muncul dibagian Sosok dan Kiprah. Bagaimana seorang kepala sekolah pemula yang berhasil merintis dan memajukan sekolahnya dengan peningkatan hasil akreditasi dan peningkatan prestasi anak-anak saat mengikuti lomba O2SN Cabang Renang Putra Putri. Suatu kebanggaan meskipun hanya masuk juara 3 tingkat Wilayah Bina 3, namun hal itu setidaknya SMP Mahida bisa muncul ke permukaan.
Sebuah awal yang baik akan memberikan dampak yang baik pula. Sehingga jika kita menorehkan prestasi maka kebanggan tersendiri jika prestasi tersebut akan menular kepada siswanya. Oleh karena itu, berikan dampak yang positif untuk menghasilkan output yang positif pula.
Aku terharu melihat para kepala sekolah berhasil menerbitkan buku. Juga para guru yang satu persatu berhasil menerbitkan buku seperti Bu Sriwati, Bu Maesaroh, Bu Iis, Bu Endah Hamidah, dan masih banyak guru yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu.
Semoga langkahku untuk mengajak para guru dan siswa menerbitkan buku, tidak hanya sebuah harapan melainkan sebuah misi yang dapat direalisasikan. Sehingga tidak hanya murid yang bernama Juminah saja yang dapat menerbitkan sebuah novel, tapi akan ada Juminah lain yang berprestasi melalui tulisan. Inilah kisahku untuk menjawab tantangan KMAC Day16. Semoga bermanfaat.
Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah,S.Pd.
#DAY16
#KMAC
#KarenaMenulisAkuCeria
#YPTD
#Minggu,26Februari2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H