Apakah harus melalui penerbit yang ditentukan pelatihan belajar menulis?
Bagaimana menyusun kumpulan resume dalam bentuk format buku ?
3 pertanyaan di atas kemungkinan besar mewakili pertanyaan teratas sebagian besar peserta kelas belajar menulis. Sebelum menjawab pertanyaan di atas, Pak Brian sedikit berbagi pengalaman awal sejarah beliau saat pertama kali menulis dan menerbitkan buku.
Â
Â
Sejarah ngeblog dan Menerbitkan Buku
Pak Brian sudah ngeblog sejak 2009. Namun keinginan untuk membuat buku baru muncul pada akhir 2013. Keinginan tersebut masih ada jejak digitalnya. Bisa dilihat di: https://www.liputan6.com/citizen6/read/782602/resolusi-2014-mencipta-buku-setahun-satu
Ketika itu Pak Brian ingin menerbitkan buku pada tahun 2014. Namun karena tidak punya mentor yang membimbing dan tidak tahu harus masuk di komunitas apa,  Pak Brian  hanya tahu satu tempat menerbitkan buku secara mandiri yaitu nulisbuku.com.  Disitu memang gratis, tapi tidak termasuk fasilitas desain cover dan ISBN. Jika mau dua hal itu harus bayar. Biayanya mungkin hampir sejuta. Ketika itu masih kuliah dan tidak mungkin mengeluarkan biaya sebanyak itu. Pak Brian tidak tahu tempat lain untuk menerbitkan buku secara self publishing.Semangat naik-turun dan akhirnya vakum. File naskah tersimpan saja di dalam laptop bertahun-tahun.
Namun akhirnya pada 2019 saya mulai bangkit lagi karena tidak sengaja menemukan hashtag di Instagram tentang penerbit Indie. Mata saya terbuka bahwa menerbitkan buku sekarang lebih mudah dan banyak pilihan dengan adanya penerbit indie.Pak Brian makin semangat menyelesaikan naskah hingga akhirnya pada Oktober 2020 Â mengirim naskah buku pertama ke salah satu penerbit Indie.Perlu waktu 3 bulan untuk menunggu sampai buku terbit.Akhirnya pada akhir Januari 2020, buku pertama terbit.