Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Orang yang Celaka di Bulan Ramadhan

14 April 2022   20:41 Diperbarui: 14 April 2022   20:44 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam keadaan dosa-dosanya belum diampuni." [HR. Ahmad, shahih]

Jika kita cermati hadits kanjeng Nabi itu maka betapa menunjukan semakin istimewanya Bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan bukan hanya bulan penuh berkah tapi juga Bulan penuh ampunan. Sampai-sampai kalau kita mendapati momen Bulan Ramadhan dan kita melewatkan hal itu seolah seperti bulan biasa saja maka kita alamat celaka.

Bayangkan saja, manusia sehebat dan semulia Rosululloh yang tutur kata dan akhlaknya tinggi ( disebutkan di sholawat tarhim sebagai Ya karimal akhlaq yaitu akhlak yang termulia ) sampai -- sampai bersabda "celakah- celakah" maka menunjukan betapa sangat ruginya orang dalam kriteria itu.

Saya menganalogikan misalnya kita mendapati sawah yang kita tanami padi ternyata sudah siap panen. Jelas ini anugerah dan nikmat yang besar. Tapi kita malah tidak mau memanennya. Kita tidak mau memetiknya maka celakalah kita sebab kita tidak dapat yang siap panen itu. Rugi kita.

Ada dua kemungkinan orang tidak mau memetik. Pertama. Orang itu tidak tahu bahwa padinya sudah siap panen . Kedua. Orang itu tidak merasa butuh dengan padi itu. Maka jika kita masukan hal itu ke dimensi Ramadhan adalah kita harus sadar bahwa Bulan Ramadhan ini penuh ampunan dan ladang panen pahala maka seyogyanya kita berusaha memetik hal itu. Kita harus sadar bahwa dosa kita sangat banyak. Maksiat kita sangat banyak. Tapi kita punya Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat maka semoga kita terus optimis untuk terus berbenah diri. Jika salah segera bertaubat. Salah lagi ya bertaubat lagi. Jika salah kita banyak maka taubat kita pun harus juga banyak. Itulah kesadaran bahwa kita punya Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat.

Yang ditakutkan dari perbuatan dosa adalah tumbuhnya habit atau kebiasaan. Berawal dari coba -- coba lalu terbiasa. Bisajadi ketika awal mula berbuat dosa, hati kita menolak. Ada ketakutan akan dosa. Tapi jika hal itu dilakukan berulang- ulang menjadi kebiasaan. Hati akan membatu dan merasa biasa dengan dosa. Ini tentu bahaya. Maka untuk melawan hal itu adalah dengan cara terus menerus bertaubat dan mengakui bahwa itu salah.

Apalagi setan menyusupi fikiran kita dengan was -- was akan dosa. Setan membisiki kita seolah kita manusia penuh dosa dan tidak akan diampuni. Setan membisiki kita agar kita menyerah dan terus menerus melanggengkan dosa. Padahal Allah itu Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat. Artinya sebanyak apapun dosa kita pasti akan diampuni asal kita mau bertaubat. Toh setiap hari kita tidak mungkin berbuat dosa terus pasti ada perbuatan baiknya. Misalnya menolong orang, ramah pada tetangga, mendoakan ortu dsb. Artinya bisikan setan bahwa kita tiap hari penuh dosa itu tidak benar.

Semoga saja saat kita mendapati Bulan Ramadhan  kita mendapat predikat yang akan diampuni oleh Allah SWT. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun