Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bagaimana Sholat Mengajarkan Kita Bahagia?

23 Oktober 2021   06:13 Diperbarui: 23 Oktober 2021   06:49 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam suatu ceramahnya, Buya Syakur Yasin mengungkapkan akan pentingnya memuji Allah. Bahkan saking pentingnya memuji Allah karena itu pertanda wujud kebahagiaan.

Orang yang paling bahagia adalah orang yang paling banyak bersyukur dengan segala pemberian Allah.

Misalnya kita sedang makan tempe, andaikan kita mensyukuri tempe dengan cara fikiran fokus mensyukuri tempe maka hati akan bahagia namun karena yang difikirkan malah sate maka tempe jadi tidak enak. Jadi tidak bahagia. Artinya kebahagiaan adalah saat hati, fikiran dan badan selaras dalam mensyukuri keadaan itu.

Setiap sholat saat i'tidal kita selalu disadarkan oleh Allah pentingnya memujiNya bahwa pujian kita pasti didengar oleh Allah. Diapresiasi oleh Allah. Maka beruntung sekali orang yang mau memuji Allah.

Sami Allahu liman hamidah
"Allah Maha Mendengar orang yang memujiNya"

Lalu kita pun  berucap,

(Rabbanaa lakal hamdu milus samawaati wamil ul ardhi wamil umaa syi'ta min syain ba'du).

"Wahai Tuhan kami, segala puji bagiMu, sepenuh langit dan sepenuh bumi dan sepenuh apa-apa yang Engkau kehendaki setelah itu."

Jika kita cermati ucapan  itu bahwa semua hal harus disyukuri. Bahkan dalam hal itu syukurnya dikatakan sepenuh langit dan sepenuh bumi dan apa-apa yang Allah hendaki. Artinya tidak ada ruangan kosong tanpa bersyukur kepada Allah karena dengan bersyukur pasti bahagia. Caranya dengan mencari sisi nikmat sisi syukurnya.

Dan kebalikannya, siapa yang tidak bisa menemukan sisi nikmatnya sisi syukurnya maka itu gerbang ketidakbahagiaan dan derita.

Misalnya kita jomblo lalu karena kita tidak mensyukuri nikmat hanya melihat nikmat orang lain bahkan difikirkannya menikah itu bahagia sedangkan jomblo menderita maka jadi tidak bahagia. Stres. Padahal pasti setiap kejadian ada sisi nikmatnya ada sisi syukurnya. Andai husnudzon kepada Allah maka akan ditemukan oh sekarang saya jomblo saya bisa main kemana saja bisa mengekpresikan hobi lebih leluasa maka hati jadi tenang dan bahagia. Semua kembali ke bagaimana husnudzon kepada Allah. Maka terbukti benar bahwa siapa yang bisa menemukan sisi syukur disetiap kejadian maka ia pasti tidak akan menderita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun