ZAMAN CACAT
Martabat negara tampak
Tanpa rupa, berantakan dan rusak
Hukum dan aturan diinjak-injak
Tiada lagi teladan bijak
Sang pujangga terdiam
Duka, hatinya remuk redam
Rasa ternista dan terhina
Matahari kehidupan seakan padam
Dunia kini telah penuh bencana
Bangkit tangis di hatinya
Pujangga melihat semua ini
Gundah merajam jiwa
Malu yang tak terobati
Berbagai fitnah dan intrik
Seakan menghibur bermanis muka
Menyajukan segala puji
Padahal semua hanya siasat
Menikam jika tidak diwaspadai
Gosip dan rumor menyebar
Bagai angin membawa berita
Janji pangkat dan kedudukan
Namun semua hanya bualan
Padahal jika dicerna
Jadi pejabat untuk apa
Bila menanam benih dosa
Disiram air lupa
Hanya akan berbunga bencana
Ternukil dalam Paniti Sastra
Nasihat untuk selaku waspada
Kala zaman sedang kena musibah
Orang yang baik malah tersingkir
Hendaknya itu kita catat
Jangan pernah ikuti
Petuah -- petuah tanpa isi
Hanya akan menyiksa hati
Lebih baik mendengar dongeng
Hidup di zaman edan
Gelap jiwa bingung pikiran
Turut edan hati tak tahan
Jika tidak turut
Batin merana dan penasaran
Tertindas dan kelaparan
Tapi janji Tuhan sudah pasti
Seuntung apa pun orang yang lupa daratan
Lebih selamat orang yang menjaga kesadaran
Semoga dikaruniai sabar dan kekuatan
Menjalani mati dalam kehidupan
Kalis dari bencana dan keributan
Jauh dari azab dan kutukan
Dengan segenap jiwa kurenungkan
Mensucikan lahir, batin dan pikiran
Bilakah akan berakhir kutukan zaman?
Semuanya hanya bisa menanti
Kehendak Tuhan putusan tertinggi
KABAR KEPASTIAN
Jangan pernah berhenti
Mencapai ainti keselamatan
Jalan menuju sejahtera dan bahagia
Terkabulnya segala cita
Terhindar dari segala bencana
Dengan rajin dalam hidup priatin
Terjerumus perbuatan salah
Jiwamu jadi sarang iblis
Terseret ke alam terkutuk
Hati keruh pandangan kabur
Hidup bagai orang mabuk
Tak mempan dinasihati
Ketenangan jiwa menjauh diri
Tersesat di belantara hitam
Lupa akan Tuhan
Bagaikan kardus yang tercabik