8. "Dulu ada Kiai Kampung ( teman ayah saya ) cerita pada saya, selama ini anaknya dikekang dilarang naik motor dilarang menonton televisi dan ingin anaknya ngaji saja sama dia. Singkat cerita, anaknya tadi memiliki teman yang mau mengajarinya naik motor dan menemaninya menonton televisi. Akhirnya anaknya justru lebih mengikuti temannya daripada orangtuanya. Anaknya berfikir bahwa temannya telah memberikan kebaikan padanya sementara orangtua tidak. Sayangnya teman anaknya itu bukan orang baik sehingga anaknya pun ikutan dengannya. Maka menyangkut hal hiburan buat anak semestinya orangtua memberikan kelonggaran pada anak. Asal tidak melanggar syariat Islam. Biarkanlah anak-anak menikmati dunianya. Jangan terlalu dipaksa untuk melakukan ini itu." Gus Baha
9. "Untuk menciptakan anak yang tangguh adalah dengan memberikan kesempatan anak untuk belajar mengambil resiko. Orangtua seringkali tergoda mengambil peran anak karena mereka tidak mau anaknya sakit yang merupakan resiko dari apa yang dihadapinya. Anak jatuh tidak apa-apa. Jadi dia bisa merasakan sakit sehingga dia jadi tau resikonya. Nanti kalau lari-lari akan berhati-hati karena tau resikonya. Jadi kembalikan kesempatan kepada anak untuk mengambil resiko. Jangan hanya disuport saat melakukan hal positif tapi 'dibuang' saat melakukan hal negative" Ratih Zuhaqqi, psikolog anak
10. "Jika melarang anak maka jelaskanlah alasannya kenapa ia dilarang. Seringkali anak dilarang tapi anak tak dapat penjelasan apa-apa dari orangtuanya. Penjelasan kenapa ia dilarang itu adalah bagian dari proses belajar yang penting juga bagi anak" Bunda Aulia, Psikolog Anak
11. "Orangtua zaman dulu meski tak paham ilmu parenting namun dengan segala keterbatasan yang ada jika anaknya nangis, respon utamanya adalah menggendong, memeluk, timang-timang hingga bermain cilukba. Meski tangisan tidak serta merta terhenti, namun anak merasa nyaman. Beda dengan orangtua zaman now kebanyakan, yang biasanya mengandalkan gadget untuk mengalihkan tangisan serta kebosanan anak. Akhirnya lama-lama anak memahami bahwa ketika aku sedih ada handphone yang menemani, ketika aku sedih ada upin ipin yang menghiburku, ada gams di tab yang menghalau rasa bosanku." Bendi Jaisyurrohman, Konselor
12. "Kapan sebaiknya kita sampaikan larangan? Saat terbaik adalah ketika anak sedang akrab dengan orangtua. Dalam suasana yang netral, larangan kita berikan pada anak akan lebih efektif. Anak lebih mudah memahami. Mereka bisa menerimanya sebagai aturan. Bukan menganggapnya sebagai serangan kepada dirinya." M Fauzil Adhim, Pegiat Parenting
13. "Dalam mendidik anak, setiap orangtua harus menemukan formulanya sendiri. Mengenali karakter anak sampai sedetail-detailnya ini sangat penting. Observing. Kalau ternyata salah, minta maaf. Dibenerin sampai akhirnya kita menemukan formula yang tepat. Berusahalah menjadi pendengar yang baik untuk mereka. Yang penting adalah bagaimana anda sebagai orangtua mau mendengarkan ucapan anak, bukan mendengarkan apa yang mau anda dengar." Ratih Ibrahim, Psikolog Anak
14. "Anak memiliki masa usia pertumbuhan emas ( golden age ), usia 0 -- 8 tahun. Ini adalah fase penting anak. Fase ini akan sangat berpengaruh pada masa depannya nanti. Hindari cubitan, bentakan karena akan merusak jiwa anak. Gunakanlah frekuensi yang rendah ketika berkomunikasi dengan anak tetapi tetap memperhatikan ketegasan." Elly Risman, Psikolog Anak
15. "Orangtua harus selalu memuliakan anak. Mengasuh bukan dengan cara kekerasan,, memaksa apalagi menyakiti. Sebab anak adalah harapan orangtua. Untuk sedekah jariyah kamu harus kaya. Ilmu yang bermanfaat kamu harus pintar. Sementara kebanyakan kamu bukan kedua-duanya, yang lebih mudah ya anak yang soleh. Kebanyakan dari kamu pasti punya anak." Gus Baha
16. "Buat para ayah lakukan 3 hal ini. Pertama, Be There. Sesibuk apapun, luangkan waktu untuk anak. Kedua, Be Happy. Pada saat bertemu dengan anak, bergembiralah dan ikhlas serta jadilah ayah yang empatis pada anak dan bukan ayah yang galak. Ketiga, Be Focus. Fokuslah pada keluarga sehingga seisi rumah menjadi tenang." Ratih Ibrahim, Psikolog Anak
17. "Daripada membelikan anak-anak anda semua hal yang tidak pernah anda miliki, anda harus mengajari mereka semua hal yang tidak pernah diajarkan kepada anda. Materi bisa habis tetapi pengetahuan tetap ada." Bruce Lee, Aktor
18. "Dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya, iman orangtua tidak boleh lemah sehingga menyerahkan pendidikan sepenuhnya pada sekolah. Pendidikan di rumah dan pendidikan di sekolah saling berkaitan, karena itu harus selaras. Karena keluarga adalah sekolah pertama dan utama seorang anak. Didikan dan pergaulan orangtua saat anak kecil sangat menentukan tingkah laku anak. Pelajaran karakter terbaik yakni melalui keteladanan." Buya Hamka