Misalnya produk pembersih khusus macam deterjen, pembersih debu untuk alat elektronik dll yang ada justru karena masyarakat over barang sehingga sesuatu yang semestinya mininalis malah menumpuk tidak berguna. Ada juga jasa bengkel pun ada karena kepemilikan motor kita. Artinya semakin banyak kita memiliki barang maka energi dan biaya yang kita perlukan juga banyak. Anda faham kan mengapa semakin banyak barang malah bikin stres ? Sebab kita terlena oleh bujuk rayu iklan dan over barang yang tidak perlu atau pun jika perlu kita tetapi terlalu over.
Kita merasa tidak cukup waktu, mungkin barang-barang kitalah penyebabnya. Kita kehilangan momen untuk liburan karena sibuk dengan barang-barang kita. Kita marah hanya karena barang-barang kita rusak padahal kita yang membelinya sendiri. Kita banyak menghabiskan jam-jam demi barang itu seolah barang-barang itu malah menjajah kita.
JADILAH PENJAGA PINTU YANG BAIK
William Morris pernah menulis kutipan apik yakni "Janganlah memiliki barang yang tidak kau ketahui gunanya atau tidak kau yakini keindahannya". Isi pesan ini bagus karena tidak saja membuat kita lebih cerdas dalam berbelanja juga membuat kita waspada pada barang yang akan kita beli.
Barang masuk ke rumah kita hanya ada dua cara : Dibeli dan dihadiahi. Artinya kita harus sebagai pintu barang apa saja yang harus masuk ke rumah kita. Konsepnya pun sebelum membeli kita hanya perlu bertanya untuk apa barang itu kita beli. Bernilai fungsional, bernilai emosional dan bernilai dekoratif atau jangan-jangan hanya barang aspiratif belaka yang memuai dari citra dan kesan bujuk rayu iklan.
Mari kita baca petikan lagu "Belanja Terus Sampai Mati" dari Efek Rumah Kaca band :
Akhir dari sebuah perjalanan
Mendarat di sudut pertokoan
Buang kepenatan
Tapi tapi itu hanya kiasan
(Belanja terus sampai mati)