Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuhan, Angkat Telponku

3 Desember 2018   11:33 Diperbarui: 3 Desember 2018   13:22 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kini aku lelah, Bu..
Anakmu telah lama pergi dan rindu pelukanmu
Yang kutatap kini adalah biasa
Yang ku makan kini mesin
Yang ku minum asap hitam
Aku selalu berbincang kepada mimpi, Bu
Bolehkah aku meminjam lagi waktu itu

Kini aku rapuh, Bu..
Anakmu hidup dalam dunia bayangan
Harta dan ambisi sia-sia saja
Peluk dan dekap aku, Bu
Aku selalu bersua pada senja di langit megah itu
Bolehkah aku tidur lelap dalam ranum kuning megah yang mengantarkan kepada Tuhan

Kini aku kebingungan, Bu..
Bolehkah engkau menelpon Tuhan dan mengatakan padaNya bahwa anakmu ini fakir cinta dan cahaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun