ilmu pengetahuan dan kecerdasan menjadi salah sambung karena hanya dikaitkan dengan sekolah atau akademisi padahal ilmu pengetahuan dan kecerdasan bisa berasal dari mana saja, tidak harus lewat sekolahan. Tetapi mindset masyarakat memang salah sambung sebab melegitimasi pintar harus dengan standar sekolahan sampai sejauh mana.
Sekolahan memang menawarkan ilmu pengetahuan tetapi mengkotakan ruang akan membuat kita mandeg hanya mengejar nilai, ijazah dan sistem pengkastaan lupa tujuan utama sekolahan yakni jadi tahu dan paham. Ibarat tujuan kita hanya terpaku pada simbolik semata yakni ranking, nilai, ijazah, pangkat. Padahal seharusnya yang utama itu menjadi tahu dan paham.
Sekolahan yang berkasta dengan akreditasinya hanya akan membuat diskriminasi belajar saja, yang pintar akan dikumpulkan dengan yang pintar goalnya sekolahan jadi favorit ujungnya biaya sekolah mahal. Sebaliknya, yang bodoh dikumpulkan dengan yang bodoh goalnya sekolahan jadi pinggiran biaya sekolah jadi murah. Dari perbandingan ini kita menyadari bahwa sekolahan hanya mengejar pada kasta dan simbolik belaka.
Ironisnya masyarakat menganggap yang pintar itu yang bersekolah favorit saja. Masyarakat lupa bahwa pintar bukan tujuan utama belajar yang penting adalah kontribusi apa ilmu itu direalisasikan ke masyarakat. Itu yang terpenting!
Mentalitas sekolahan juga berdampak pasif sebab sekolahan mentalnya dilayani. Cara menyikapi sekolahan pun keliru sebab seolah-olah sekolah itu yang mengatur keberhasilanmu. Lulusan mana, ijazah nilai berapa, dan titelmu apa. Itu adalah mindset yang akhirnya membuat kita menilai seseorang hanya simbolik. Ironisnya negara pun mengakui hal ini.
Padahal masih banyak orang yang pintar yang tidak lahir dari sekolah tetapi punya kontribusi banyak bagi masyarakat.
Intinya, jangan sampai kita terjebak sekolah hanya sekedar simbolik sebab intinya sekolah adalah jadi tahu dan paham. Sedangkan tujuan akhir dari sekolah seharusnya adalah bagaimana ilmu yang kita dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Pertanyaannya, Apakah sekolah kita sudah membuat manfaat bagi keluarga dan masyarakat? Apakah ilmu yang kita dapat sudah dipraktikan untuk kemaslahatan masyarakat ? Atau jangan-jangan kita memang menjadikan sekolah hanya komoditas untuk mencari pekerjaan belaka ? Sekolah menjadi pabrik ijazah, investasi kekayaan dan perbudakan simbolik belaka! Kok begitu ya ? Adakah yang salah dengan sistem sekolahan kita ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H