Mohon tunggu...
Em Amir Nihat
Em Amir Nihat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Kecil-kecilan

Kunjungi saya di www.nihatera.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pedoman Primer dan Pedoman Sekunder yang Harus Diusahakan Manusia Menggunakan Akalnya

8 September 2018   08:49 Diperbarui: 8 September 2018   09:13 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah kita mengetahui bahwa manusia diciptakan tidak untuk main-main maka pasti manusia pun tidak akan dibiarkan saja. Ia pasti akan diberi rule, jalan atau pedoman bagaimana ia hidup.

Dan yang pasti petunjuk itu sesuai dengan qodrat manusia. Bahkan sesuai dengan apa yang diperlukan manusia untuk menjalani hidup yang baik yang sesuai kehendak Allah. Ibaratnya buku pedoman untuk handphone iphone tentu beda dengan handphone samsung. Artinya pasti pedoman itu sangat akurat dan pas serta manusiawi. Jika pedomannya tidak pas tentu tidak menjadi baik bahkan akan melawan qodrat itu sendiri yang ujung-ujungnya manusia pasti akan hancur sendiri.

Maka Allah menawarkan Alqur'an sebagai pedoman primer bagi manusia. Ada tiga bekal yang dimiliki manusia dalam kaitannya ia menjalani kehidupan yakni akal sebagai bekal dalam diri dan Alqur'an dan Assunah sebagai bekal di luar diri. Ketiga hal ini harus aktif bersamaan sehingga maksimal.

Maka Allah pun menawarkan pada manusia lembaran-lembaran kitab, shuhuf, dan kita mengenalnya kini menjadi Kitab Suci. Kita diberitahu di Alqur'an ; Ada Zabur, Injil, Taurat dan AlQur'an. Tetapi klaim bahwa Alqur'an hanya untuk Umat Islam nyatanya tidak pas sebab Alqur'an sebagai pedoman seluruh manusia. Kita pun mendapati ayat yang ditujukan untuk manusia umum, manusia yang beriman dan manusia yang bertaqwa.

Selanjutnya setelah kita mengetahui pedoman primer, Allah pun juga menawarkan bekal pelengkap yang manusia harus menemukan sendiri. Manusia pun ditantang untuk memperhatikan hal itu. Yakni bumi dan dirinya sendiri sebagai manusia. Artinya pedoman sekunder kita adalah alam dan sejarah.

"Dan di bumi terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang yakin,"
(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 20)

"dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?"
(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 21)

Bumi adalah alam yang diisi berbagai makhluk hidup maupun benda mati dan juga budaya sejarah manusia yang terus menerus berubah seiring berjalannya waktu maka pengetahuan tentang sejarah dan mengetahui mengapa dan bagaimana suatu benda atau makhluk diciptakan akan menambah keyakinan tentang Tuhan dan bukti Kebesaran Tuhan.

Sebab Bumi dengan segala yang ada didalamnya adalah tanda-tanda kebesaran Allah. Kita menemukan hal itu saat mau memikirkan dan merenungi. Maka setelah kita menyadari alasan diciptakan suatu hal maka pengetahuan akan hal itu menjadi berimbang dan kita akan lebih respek pada alam dan makhluk.

Misalnya apa alasan diciptakan nyamuk, alasan diciptakan semut, alasan diciptakan kecoa, alasan diciptakan pohon, alasan diciptakan gunung, alasan diciptakan tumbuhan dan lain sebagainya. Maka ayat pada Q.S. Ali Imron 191. Itu adalah akibat setelah ia menemukan kemanfaatan dari apa yang ia fikirkan. Kita pun akan mengatakan bahwa Ya Tuhan Kami tidaklah Engkau menciptakan ini sia-sia.

Bertaqwa adalah menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Allah menyuruh kita memperhatikan alam dan diri sebagai manusia, Allah juga menyuruh kita belajar Alqur'an dan Assunah. Artinya pengetahuan yang menyangka bertaqwa hanya sebatas ibadah ritual itu kurang tepat sebab lebih dari itu yakni manusia harus bisa memerankan dirinya menjadi Hamba Allah dan Khalifatulloh secara maksimal. Dan itu terjadi jika kita mau berfikir, merenung dan mengamalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun