Hoax yang kini bisa diuangkan ternyata sudah digawangi oleh sekelompok bahkan organisasi, sebut saja misalnya Saracen dan juga yang baru-baru ini The Family of MCA.
Terlepas dari nanti akan tumbuh banyak kelompok berita palsu/fitnah yang nyatanya sudah melenceng dari perintah agama, maka perisai tetap ada pada diri kita masing-masing.
Generasi kita perlu dibekali tentang pemahaman internet yang baik, tentang berita yang baik dan benar. Maka semestinya gaungnya juga harus disekolahkan artinya pemahaman internet yang baik harus kita ajarkan ke semua orang terutama anak-anak generasi milenial yang hobi instan.
Maka penulis seketika teringat penangkal hoax yakni ASU.
# Antisipasi berita yang ada dengan mempertanyakan kepada diri sendiri apakah berita itu bermanfaat, apakah berita itu mendidik atau apakah berita itu provokatif. Dari pemetaan ini nanti kita bisa membaca perlahan-lahan dari judulnya apakah terkesan heboh atau justru terkesan provokatif saja
# Sumbernya harus ada, sumbernya harus jelas dan sumbernya dapat dipercaya. Kalau menemukan berita tanpa sumber jangan mempercayainya 100% sebab bisa saja itu hoax perlu penjelasan yang lebih detail menyangkut sumber maka sumber adalah pertanggungjawaban dan perisai kita dalam membaca berita itu benar atau hoax.
# Untuk membuktikan berita itu benar adanya maka harus ditanyakan secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait, klarifikasi berita itu kepada yang bersangkutan.
Jika ASU ini dijalankan, InsyaAlloh kita akan terhindar dari hoax. Mari kita ciptakan berita yang baik, positif dan bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H