Mohon tunggu...
Amira Sakinah
Amira Sakinah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate program Japanese language and literature at Airlangga University.

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian". - Pramoedya Ananta Toer

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surabaya Utara dalam Bayang-Bayang Stigma : Perspektif Warga dan Solusinya

23 Desember 2024   16:48 Diperbarui: 23 Desember 2024   16:48 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

         Surabaya, merupakan sebuah kota metropolitan terbesar kedua setelah kota Jakarta yang menjadi pusat perekonomian, sekaligus menjadi pusat pemerintahan bagi provinsi jawa timur. Surabaya secara geografis terbagi menjadi lima kawasan yang memiliki ciri khas masing-masing, yaitu: Surabaya Selatan sebagai pusat urban yang kaya akan budaya dan kehidupan modern. Surabaya Pusat sebagai jantung kota surabaya  Surabaya Barat dengan berbagai fasilitas kelas atas serta tempat berkumpulnya para crazy rich. Selanjutnya ada surabaya timur sebagai tempat basecamp mahasiswa, serta rumah bagi sejumlah kawasan industri.  Dan Surabaya Utara, kawasan Surabaya yang kaya akan sejarah, menjadi tempat pertemuan dari berbagai etnis, namun kerap kali dipandang sebelah mata karena berbagai stigma negatifnya.

            Surabaya Utara, tidak jarang dikaitkan dengan berbagai stigma negatif. Mulai dari kemiskinan yang mengakar kuat, angka kriminalitas yang terbilang tinggi, dan perilaku masyarakatnya yang unik bin ajaib. Meskipun pandangan ini mungkin mempunyai dasar, sering kali pandangan ini tidak memiliki gambaran yang lebih kompleks. Meski memiliki citra negatif yang lebih sering disematkan, namun di balik itu semua terdapat potensi besar yang perlu digali dan dimanfaatkan.

Mengapa Stigma Itu Ada?

    Agar dapat memahami mengapa stigma negatif ini melekat, kita perlu mengeksplorasi lebih dalam kondisi sosio-ekonomi yang dialami oleh masyarakat di Surabaya Utara. Sebagian besar permasalahan di daerah ini berakar dari kemampuan berpenghasilan yang rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harjanto & Handoyo pada tahun 2019, salah satu kecamatan di Surabaya utara yakni kecamatan semampir merupakan kecamatan termiskin dibanding kecamatan lainnya. Prosentasi kemiskinan di Semampir sekitar 60,41%.

   Dengan kondisi tersebut, masyarakat cenderung mencari solusi yang mungkin tidak selalu sejalan dengan norma sosial atau hukum. Ketika dihadapkan oleh kebutuhan dasar yang sulit terpenuhi seperti makanan, tempat tinggal, pendidikan, dan layanan Kesehatan. Dalam konteks ini, perilaku yang dianggap negatif sering kali muncul sebagai upaya untuk bertahan hidup di tengah kondisi yang sulit, seperti perlakuan pencurian kendaraan, tindak kekerasan, maupun penipuan acapkali ditemukan.

   Selain itu, masalah diperburuk oleh banyak warga yang tidak memahami pentingnya ketertiban sosial dan perlindungan lingkungan yang merupakan akibat dari rendahnya tingkat pendidikan di wilayah tersebut. Kurangnya ruang publik yang aman dan nyaman juga menjadi faktor utama terjadinya aktivitas negatif, dimana masyarakat berkumpul di tempat yang tidak sesuai seperti gang sempit dan pinggir jalan.

Solusi: Dari Akar Masalah Menuju Perubahan Positif

Stigma negatif ini dapat dihapuskan jika akar permasahalanya telah teratasi. Solusi berkelanjutan tidak hanya mengatasi gejala-gejala yang dangkal. Kita perlu menerapkan perubahan mendasar yang mencakup banyak aspek kehidupan di Surabaya Utara.

           1. Pemberdayaan Ekonomi Lokal:

             Langkah pertama adalah menciptakan peluang ekonomi  nyata bagi masyarakat Surabaya Utara. Program pemberdayaan ekonomi dapat dimulai dengan pelatihan keterampilan kerja yang relevan dengan kebutuhan pasar saat ini, memberikan permodalan kepada usaha kecil dan menengah, dan mengembangkan industri kreatif lokal.Hal ini memberikan warga peluang yang lebih baik untuk mencari nafkah dan mengurangi ketergantungan mereka pada pekerjaan berbahaya atau ilegal.

      2. Pendidikan dan Kesadaran Sosial:

          Pendidikan merupakan kunci terpenting dalam pengembangan kepribadian dan kesadaran sosial. Pemerintah dapat bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan masyarakat lokal dapat memfokuskan pada program pendidikan yang tidak hanya mengejar aspek akademis tetapi juga menanamkan nilai-nilai sosial yang positif. Kegiatan seperti lokakarya, kampanye sosial, dan pelatihan khusus bagi anak-anak dan remaja akan membantu menciptakan generasi yang lebih sadar akan pentingnya hidup tertib, menghargai sesama, dan menjaga lingkungan.

       3. Revitalisasi Ruang Publik:

           Ruang publik yang baik penting untuk lingkungan sosial positif. Pemerintah Kota Surabaya perlu fokus pada revitalisasi ruang publik di Surabaya Utara. Taman, pusat olahraga, komunitas, dan fasilitas umum lainnya perlu dibangun atau ditingkatkan untuk menyediakan tempat aman dan nyaman bagi warga bersosialisasi dan beraktivitas.  Ruang publik yang baik memberikan alternatif positif bagi masyarakat, sehingga mengurangi kecenderungan aktivitas negatif.

        4. Pembangunan Infrastruktur yang Merata:

       Infrastruktur yang baik memudahkan akses dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan jalan, sanitasi, air bersih, dan listrik perlu menjangkau seluruh wilayah Surabaya Utara. Infrastruktur yang memadai mempermudah akses layanan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi, sehingga berpengaruh pada perbaikan perilaku sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun