Kasus Pembacokan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab kepada Hermansyah merupakan wujud kementokan lawan alias musuh suatu pihak yang tidak senang akan kehadiran Hermansyah.Seperti halnya kasus penyiraman air keras yang dialamatkan kepada Novel Baswedan juga merupakan wujud kementokan lawan alias musuh yang tidak senang akan sepak terjang dari Novel Baswedan.
Spekulasi memang akan bergulir di masyarakat tetapi itu hanya akan menjadi perbincangan hangat semata tidak memberikan kesan mendalam.Hanya menerka benar atau salah.Hanya menerka siapa sih pihak yang bertanggungjawab akan hal tersebut.
Kita bisa mengambil pelajaran dari hal ini.Pertama, semoga Bapak Hermansyah bisa pulih kembali dan dilancarkan proses penyembuhannya.Silakan buat teman dari agama apapun bahkan yang tidak beragama sekalipun untuk mendo'akan kesembuhan dari Hermansyah.Tidak perduli pro dan kontra adanya beliau di kasus yang menjerat HRS.Begitu juga dengan Bapak Novel Baswedan ,silakan teman-teman mendo'akannya sesuai kepercayaan masing-masing.Do'a yang dilakukan disini adalah wujud nyata keperdulian kita terhadap beliau-beliau sebab kita terkendala oleh jarak,waktu dan juga kepentingan.Berspekulasi tanpa tindakan nyata hanya ruang kosong yang bisa jadi menjadi fitnah,jadi jika dilihat dari hal ini pertama kita harus mendo'akan keselematan dan lancarnya proses penyembuhan beliau. ( silakan berdo'a untuk beliau sesuai kepercayaan masing-masing)
Belajar dari kasus ini,penulis tiba-tiba teringat sosok Munir,Widji Tukul dan Marsinah.Dalam kepentingan dan tujuan perjuangannya mungkin berbeda tetapi ada yang sama bahwa mereka semua adalah kartu as alias kunci dari proses perjuangan.Perjuangan disini ragam macamnya dan penulis tidak akan membahas toh mereka punya jalan dan misi hidup masing-masing.Penulis sangat mengapresiasi bahwa mereka berani tampil di atas arus yang besar.Menjadi kartu as sebuah kasus atau menjadi simbol perjuangan memang tidak mudah.Jika belajar dari beliau ini bahwa perjuangan menegakan kebenaran versi mereka adalah perjuangan yang sampai membawa nyawa sebagai taruhan.
Lagi-lagi penulis tidak akan mau membahas pro dan kontra keterlibatan beliau.Politik penuh rumus-rumus njlimet dan jalannya bisa jadi saling tikung-tikung.Politik bisa menjadikan lawan menjadi kawan.Ataupun sebaliknya kawan menjadi lawan.Memanfaatkan kondisi chaos untuk kepentingan pihak tertentu ataupun membuat kondisi chaos untuk kemenangan kepentingan pihak tertentu.Tidak ada politik yang bersih karena politik kita ada hitam diatas putih.Ada kepentingan dibalik kepentingan.
Jadi memang bergerak di dalam ruang yang penuh sesak dengan kepentingan-kepentingan memang menjadi hal yang berat tetapi ada yang bisa kita pelajari bahwa jika kita sudah kadung nekad dengan kebenaran maka tampilah dengan wajah kebenaran.Tanpa kita harus menyalahkan lawan tetapi harus terus maju untuk kebenaran.Sampailah kebenaran walau rasanya pahit.Dan bisa jadi rasa pahit itu yang kini dialami Bapak Novel Baswedan dan Bapak Hermansyah.
Tetapi jalan kebenaran adalah jalan yang pasti akhirnya akan menang.Meskipun dihadang,dilawan,diteror bahkan dibunuh sekalipun,orang yang sudah memiliki jiwa kepahlawanan akan terus maju menerjang.Dan mungkin saja itu yang kini kita lihat didalam kasus Bapak Novel dan Bapak Hermansyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H