Mohon tunggu...
Luthfan Aufar
Luthfan Aufar Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa FISIP Uhamka

~Saya hanya seorang pelajar di kota belimbing, yang ingin banyak belajar menulis...\r\nKetika rangkaian huruf menjadi satu kata, ketika satu kata menjadi satu kalimat dan ketika kalimat menjadi satu bait dan satu bait menjadi kesatuan pikir dan rasa yang di tuangkan dalam satu tulisan. Maka ada rasa bahagia ketika menyelesaikannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

The Art Of Public Relation

17 Juli 2021   10:01 Diperbarui: 17 Juli 2021   10:20 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hasil jawaban dari sejumlah populasi yang didalamnya termasuk calon konsumen, investor, dan juga public akan kita akumulasikan menjadi satu sampling data yang valid untuk diserahkan kepada pimpinan perusahaan, dan menunjukan bahwa kinerja kita sebagai seorang PR bisa dipertanggung jawabkan, karena mendapatkan kepercayaan public dari apa yang perusahaan tawarkan kepada khalayak.

Art Of Public Relations yang kedua adalah Public Speaking

Jika kita bicara tentang persuasi, maka hal itu sangat lekat dengan yang Namanya Public Speaking atau bicara didepan orang banyak, dengan gagasan dan materi yang akan kita sampaikan pesannya secara massal kepada audiens. Public Speaking adalah cara penyampaian pesan yang ada di dalam benak kita, untuk disebarluaskan kepada khalayak agar mereka bisa melihat perspektif baru dari pembicara, mendapat informasi baru serta terhubung dengan asumsi pembicara terkait materi yang disampaikan.

Ketika seorang Public Speaker tampil di sebuah acara dengan maksud ingin menyampaikan gagasan serta mempersuasi orang-orang dengan pola pikirnya, artinya kita sebagai seorang Public Speaker harus mampu memahami preferensi audiens kita, apa yang mereka dengar? Apa yang ingin mereka lihat dari sebuah pertunjukan kita diatas panggung maupun didepan orang-orang? Sebelum naik dan berbicara dengan lugas, kita harus mempelajari beberapa aspek dari audiens kita, yakni:

  • Rentang Usia Audiens, yang mana ini bisa menjadi acuan kita dalam membuat gagasan yang tepat sasaran kepada rata-rata umur audiens yang akan menonton kita, karena jika kita salah sasaran usia audiens, kita akan bingung sendiri bagaimana point kita akan tersampaikan kepada pikiran audiens, misalnya kita membuat materi tentang millennials dan coffee shop hits yang pas untuk nongkrong, namun audiens kita ibu-ibu dan bapak-bapak, bukannya standing applause yang kita dapat, malah suara jangkrik yang berbunyi.
  • Profesi Audiens, juga aspek yang harus kita ketahui, sebab gagasan itu muncul dari sebuah pemikiran pribadi kita yang mana profesi kita sebagai seorang Public Speaker itu beda opini dengan audiens kita, sedangkan tujuan kita adalah menggabungkan opini kita dengan audiens agar bisa selaras, maka kita juga perlu tahu rata-rata profesi audiens kita itu bekerja sebagai apa, agar tidak terjadi miskom dan mengurangi resiko ketersinggungan.
  • Lokasi Venue, yang tidak kalah penting juga adalah lokasi tempat kita melakukan pertujukan dan mempersuasi audiens, mengapa demikian? Karena dengan kita meriset dimana kita akan melakukan pertunjukan, kita bisa menggali lebih banyak gagasan dan materi yang akan disampaikan, kita bisa membuat materi tentang lokasi setempat sebagai bridging materi kita untuk masuk ke dalam materi selanjutnya agar tidak terasa patah materi yang disampaikan.
  • Latihan Tampil, step terakhir yang bisa gunakan supaya kita tidak kaget dengan bicara secara runtut dan Panjang, latih materi kita didepan cermin atau didepan teman-teman dekat, dengan maksud untuk memberi kritik serta saran dari penyampaian pesan kita, serta memastikan apakah pesan-pesan persuasive yang kita sampaikan bisa terkoneksi pada benak teman-teman kita? Jika belum, kita perlu menulis gagasan dan materi yang lebih baik dari sebelumnya, serta memperbaiki point-point mana saja yang dikiranya kurang kuat dalam mempersuasi orang.

Jika diatas merupakan seni Public Speaking sebagai pembicara atau sebagai seorang public speaker, maka jika kita terapkan ke dalam ranah public relations, Teknik public speaking yang kita gunakan tidak jauh beda dengan point-point diatas, hanya saja target kita bukan audiens secara luas, karena ketika kita melakukan public speaking sebagai seorang Humas, maka audiens kita adalah client yang akan melakukan Kerjasama dengan perusahaan, serta stakeholder perusahaan yang akan menaro saham dalam jangka Panjang pada perusahaan yang kita jalankan.

Perbedaan paling signifikan ketika menjadi seorang humas saat melakukan public speaking, dengan menjadi seorang pembicara adalah, kita perlu menggunakan Bahasa yang lebih formal ketika menjadi seorang humas dan melakukan public speaking didepan audiens, gunanya adalah agar citra diri kita terlihat baik dan citra perusahaan juga terlihat baik didepan audiens, karena ranah kita adalah korporat jadi sangat diperlukan tutur Bahasa yang baik dan sopan, tidak bisa menggunakan Bahasa yang informal ketika didepan stakeholder dan client perusahaan.

Namun disisi lain, ketika perusahaan mengadakan sebuah event atau acara informal dalam rangka rapat kerja atau acara ulang tahun perusahaan, biasanya seorang humas lah yang menjadi MC untuk acara tersebut, disini kita bisa menggunakan Bahasa yang informal dan materi yang segar guna menghibur teman-teman sejawat dan pimpinan perusahaan, agar acaranya lebih meriah dan tidak membosankan, dan kita juga lebih mudah menjadi MC pada acara perusahaan, karena kita sudah tau segmentasi pasar dan preferensi karyawan serta pimpinan lebih suka pembahasan yang seperti apa, jadi tidak perlu riset lebih dalam.

Art Of Public Relation yang ketiga adalah Company Profile

Company Profile adalah salah satu seni yang dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan hal-hal yang perusahaan miliki, untuk disebarluaskan kepada khalayak guna memberitahu kepada khalayak bahwa perusahaan mempunyai berbagai jenis produk dan jasa yang ditawarkan dan didistribusikan kepada khalayak. Company profile awalnya hanya sekedar tulisan dan juga brosur yang dibuat oleh seorang Humas perusahaan, namun kini ditengah perkembangan teknologi dan industry kreatif, company profile bisa juga berupa video.

Dalam bukunya, Rachmat Kriyantono (2008) yang terkenal sebagai penulis kajian tentang ilmu komunikasi, menjelaskan bahwa Company Profile adalah produk tulisan praktisi PR yang berisi gambaran umum perusahaan. Gambaran ini tidak sepenuhnya lengkap, detail dan mendalam. Perusahaan bisa memilih hal-hal apa saja yang ingin disampaikan secara terbuka kepada publik. Ada beberapa perusahaan yang justru membuat company profile ditujukan kepada calon konsumen, ada juga perusahaan yang membuat company profile khusus untuk konsumen saja, untuk bank, untuk pemerintahan, untuk stakeholder dan lainnya. Biasanya hal ini dilakukan oleh perusahaan raksasa yang mempunyai bidang usaha luas dan segmentasi public yang berbeda-beda.

Company profile adalah sebuah representasi dari sebuah perusahaan, yang mana adalah gambaran secara besar apa saja yang perusahaan miliki bisa dicantumkan pada company profile, jadi public ataupun stakeholder tidak usah repot-repot mencari tahu produk dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan, serta dengan adanya company profile juga bisa menjadi peningkat citra perusahaan agar terlihat baik dan elegan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun