Orang-orang yang memiliki tipe attachment ini selalu merasa insecure seputar cinta sehingga cenderung menghindari keintiman. Mereka mungkin merasakan perasaan cinta yang kuat untuk pasangan baru namun saat hubungan mulai serius mereka mulai panik dan mencari alasan untuk meyakinkan diri dan pasangannya kalau hubungan itu tidak akan berhasil.
Saat kecil orang yang memiliki tipe attachment fearful-avoidant seringkali merasa dilecehkan perasaannya, diabaikan, atau ditolak oleh pengasuhnya dan terkadang pengasuh tidak stabil atau tidak dapat diprediksi sehingga menyebabkan munculnya rasa takut pada anak tersebut.
5. Disorganized
Orang-orang dengan tipe attachment ini mirip dengan fearful-avoidant, mereka menginginkan cinta tetapi mengalami stres dan ketakutan yang cukup parah dalam hubungan.Â
Mereka seringkali menilai harga diri nya rendah dan berbicara pada diri sendiri bahwa tidak ada yang akan mencintainya. Apabila mereka menjalin hubungan, mereka cenderung akan sangat bergantung pada pasangan untuk meredakan rasa stres dan kecemasan mereka dalam hubungan dan jarang sekali peka terhadap pasangannya, egois, mengontrol, mungkin juga putus asa dalam mempertanggung jawabkan tindakan dirinya. Mereka mungkin tidak pernah merasa nyaman dalam suatu hubungan karena kurangnya kepercayaan dan intens nya rasa takut ditinggalkan.
Akar dari tipe attachment ini adalah trauma yang belum terselesaikan. Seringkali pengasuh mereka bertindak sebagai sumber ketakutan dan kenyamanan bagi mereka yang kemudian memicu kebingungan dan disorientasi mengenai hubungan.Â
Memiliki pengasuh dengan gangguan kepribadian yang tidak dapat diprediksi strategi pengasuhannya juga dapat menjadi penyebab seseorang memiliki tipe attachment ini karena perilakunya menakutkan atau membuat mereka trauma. Dalam kasus lain, sosok pengasuh mereka mengabaikan keberadaan atau kebutuhan mereka.
Jadi yang mana tipe attachment style Anda?
REFRENSI
Â
Beeney JE, et al. (2017). Disorganized attachment and personality functioning in adults: A latent class analysis