Mohon tunggu...
Aah Istiqomah
Aah Istiqomah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Istiqomah dan menjadi wanita gagah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemula dan 500 "Mufrodat"

7 September 2019   06:20 Diperbarui: 7 September 2019   06:31 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMULA DAN 500 MUFRODAT
Berbahasa adalah hal yang sering banyak ditemukan dibeberapa pondok pesantren yang sudah menerapkan lingkungan berbahasa khususnya bahasa Arab dan bahasa Inggris. 

Banyak yang merasa senang berbahasa begitupun sebaliknya, mereka merasa tertekan dengan adanya program tersebut karena biasanya ada hukuman bagi yang melanggar. Itulah perihal kebiasaan, dan biasanya rasa tertekan itu dirasakan oleh santri baru yang belum bisa berbahasa.

Ketika berbahasa, hal pertama yang harus kita miliki adalah Mufrodat. Berbicara mufrodat, banyak metode dan strategi yang diterapkan untuk menguasai mufrodat diantaranya metode drill,bernyanyi dan lain-lain. 

Namun, yang jadi permasalahannya tidak semua metode bisa diterapkan kepada siswa, akan tetapi tergantung kapasitas yang mereka miliki. Untuk itu, sebagai seorang guru, kita harus pintar memilih metode yang sesuai agar pembelajaran terasa menyenangkan dan tidak memberatkan siswa.

"Pemula dan 500 Mufrodat" adalah judul yang diangkat berdasarkan pengalaman penulis ketika PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang kebetulan dari pihak pondok menargetkan semua siswa harus hafal 500 mufrodat dalam kurun waktu 20 hari. 

Menghafal 500 mufrodat dengan waktu tersebut sangatlah mudah bagi siswa yang sudah terbiasa belajar bahasa Arab, beda halnya dengan mereka yang sama sekali belum pernah belajar bahasa Arab selain mengaji.

Kelas VII SMP merupakan masa transisi sekolah dasar dan sekolah menengah. Tak jarang ditemukan dari mereka yang belum bisa membaca Al-Qur'an atau huruf hijaiyah. Itulah yang ditemukan penulis ketika mengajar. 

Awal mula mengajar, konsep pembelajaran telah tersusun dengan rapi, akan tetapi kadang pencapaian target pembelajaran tak sesuai dengan ekpektasi. 

Ketika belajar mufrodat dengan cara biasa/drill mereka terlihat sangat kesusahan dan tertekan. Untuk itu, penulis menghadirkan beberapa cara agar siswa tetap hafal 500 mufrodat dalam waktu 20 hari tanpa memberatkan mereka:

Menyanyikan Mufrodat

Ketika mufrodat dinyanyikan, mereka lebih senang belajar dan tanpa mereka sadari, ketika lagu mufrodat dinyanyikan berulang-ulang sebelum belajar mereka akan ingat dengan sendirinya. Akan tetapi, lagu mufrodat harus beraneka ragam agar tidak monoton.

Bermain tebak kata

Bermain tebak kata sangat efektif dan menyenangkan untuk menguji hafalan mufrodat siswa setelah adanya nyanyian mufrodat. Siswa bisa saling bergantian mempraktekan mufrodat tersebut tanpa menyebutkan kalimat apapun. Akan tetapi memperagakannya dengan anggota tubuh kemudian siswa yang lain menebaknya dengan menyebutkan mufrodat dari peragaan tersebut.

Bermain kereta mufrodat

Kereta mufrodat adalah permainan menguji mufrodat dengan cara bermain kereta-keretaan. Biasanya ada dua orang yang membuat terowongan dengan cara pegangan kedua tangan (guru dan satu orang siswa) dan yang lainnya menjadi kereta dengan saling memegang bahu teman yang ada di depannya. 

Cara bermainnya, semua peserta didik bernyanyi lagu-lagu mufrodat dan ditengah-tengah nyanyian, guru yang bertugas menjadi terowongan menangkapnya. 

Setelah ditangkap, guru menanyakan arti dari mufrodat, ketika berhasil menjawab, maka siswa tersebut menggantikan siswa sebelumnya yang menjadi terowongan. Akan tetapi, ketika belum berhasil menjawab, siswa tersebut tetap menjadi kereta-keretaannya dengan siswa yang lainnya.

3 cara ini Insya Allah sedikit membantu teman-teman ketika mengajarkan mufrodat dengan menyenangkan kepada siswa yang belum pernah belajar bahasa Arab sebelumnya. Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun