Mohon tunggu...
Aafajar
Aafajar Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Pembelajar Yang Tidak Pernah Pintar (email : aafajaroke@gmail. com)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bersama, Belajar Sabar di Keong Mas

30 Maret 2019   15:16 Diperbarui: 30 Maret 2019   15:44 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Portpolio.blogspot.com

Pelajaran utama yang penulis rasakan dari kegiatan lomba ini adalah  pelajaran yang terkait aspek perkembangan Sosial Emosional, dalam hal "Sabar". Sabar menunggu acara dimulai, sabar menghadapi suasana yang tidak sejuk, sabar untuk tampil sesuai nomor urut yang diperoleh dan "sabar' merasakan lelahnya menunggu.

Pelajaran "Sabar" tersebut bukan hanya untuk anak, orang dewasapun ikut belajar. Terutama penulis sendiri. Pelajaran kesabaran itu begitu terasa, karena semua peserta dan pendampingnya telah memenuhi lokasi lomba dari jam delapan, bahkan ada yang datang dari sebelum jam tujuh pagi, namun sudah jam 10.00 acara belum juga dimulai. Bahkan satu panitia pun tidak ada di lokasi lomba.

Terlihat anak-anak, orang tua, dan guru yang telah bercucuran keringat mulai gelisah. Semua menggerakkan benda ditangannya sebagai kipas peredam panas untuk anak-anak mereka. Ada balita yang menangis, ada anak yang minta pulang, dan ada orang tua yang "menggerutu" mempertanyakan kepastian waktu dimulainya lomba. Dan akhirnya sebagian ada yang mengajak untuk komplen ke panitia yang sedang berkumpul di tenda tempat acara pembukaan.

Ingin rasanya penulis mengiyakan ajakan tersebut. Tetapi penulis memilih tidak ikut. Meski hati sedikit gusar, penulis memilih untuk bersabar agar pelajaran "Sabar" benar-benar meresap ke hati anak-anak kelompok B TK Islam PB Soedirman yang penulis dampingi. Kata Ki Hajar Dewantara, pendidik itu harus "Ing Ngarsa Sung Tulada" (didepan peserta didik, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh yang baik).

Menyoraki panitia dan juri yang baru hadir ke lokasi lomba pada jam sepuluh lewat dihadapan anak-anak tentu bukanlah teladan yang di maksud Ki Hajar Dewantara. Mereka "tidak disiplin" memang bukan juga teladan yang di ingini Bapak Pendidikan kita itu..

Ketidak baikan tidak patut dibalas juga dengan ketidak baikan. Apalagi dilakukannya di hadapan anak-anak. Di sinilah pelajaran "Sabar' bersama di Keong Mas, sejatinya, dapat kita ambil dan berikan untuk anak-anak peserta lomba.

Dan semoga tahun depan kegiatan ini tetap ada dan tetap memberikan pelajaran yang berharga untuk anak-anak kita. Jika tahun ini belajar maksimal tentang "Sabar", yang merupakan aspek perkembangan sosial emosional. Semoga tahun berikutnya, anak-anak dapat belajar maksimal tentang aspek perkembangan yang lainnya. Terutama aspek keterampilan yang dibutuhkan pada era revolusi industri 4.0.

Aa Fajar

(Guru TK Islam PB Soedirman, Cijantung Jakarta Timur)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun