Mohon tunggu...
Aafajar
Aafajar Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Pembelajar Yang Tidak Pernah Pintar (email : aafajaroke@gmail. com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penyakit "Sekolahitis" dan "Linieritis"

6 Juli 2018   23:34 Diperbarui: 1 September 2018   22:43 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu jika ingin sembuh dari penyakit haruslah minum obat sebagai terapi untuk menghilangkan penyakit tersebut. Setiap penyakit pasti ada penyebabnya dan untuk mengetahuinya perlu melakukan pemeriksaan melalui seorang dokter atau pengobat tradisional.

Setelah diketahui penyakitnya, seorang dokter akan memberikan saran - saran dan obat kepada si penderita agar penyakitnya segera sembuh. Dan dia harus mengikuti apa yang disarankan oleh dokter.

Karena penyakit sekolahitis dan linieritis terkait dengan pendidikan dan ini ada pada sebuah Negara,  yang terkena penyakit warga negaranya, maka yang harus mengobati adalah pemerintahnya. Dengan cara memeriksa kurikulum pendidikan yang ada kepada ahlinya, guna menemukan sumber penyakit nya untuk segera di obati sebelum menyebar luas ke seluruh tubuh. Tentu yang ahli dalam hal ini bukan seorang pengusaha atau politikus.

Jika sakit jantung berobatlah ke spesialis jantung bukan berobat ke dokter gigi. Jika ingin merenovasi gedung, jangan minta pendapat tukang tambal ban, apalagi dia yang mengerjakan. Jika tidak, renovasi nya akan terbengkalai. Kalaupun terlaksana, pembangunan nya lambat dan tidak sesuai desain gambar yang dibuat.

Wallohu 'Alam Bishowab.

Baca Juga : FENOMENA PENDIDIKAN KUTA

Aa Fajar

Guru TK Islam PB Soedirman, Cijantung Jakarta Timur

Foto Dokumentasi
Foto Dokumentasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun