Mohon tunggu...
Dede Rahmat
Dede Rahmat Mohon Tunggu... -

Environmental Consultan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ironi Sumber Daya Air dan Penjara Indonesia

27 Juli 2018   18:45 Diperbarui: 27 Juli 2018   19:17 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis melakukan survey harga melalui internet dan mencoba perhitungan kebutuhan air secara ideal ( 1.186,5 m3) maka harga Instalasi tersebut mencapai 3 Miliar Rupiah (kapasitas > 1000 m3) (sumber: https://www.advisian.com).

Dan jika kita hubungkan lagi dengan kasus kepura-puraan para pejabat pemerintahan kita, ternyata harga ini masih terhitung masih murah dibanding dengan uang korupsi para koruptor pada kasus diatas. Berita yang tersebar bahwa harga penjara dengan fasilitas terbaik harus membayar 200 juta rupiah -- 500 juta rupiah. 

Maka hanya dibutuhkan 6-15 koruptor yang beli kamar penjara megah untuk mendapatkan air bersih untuk 7.910 orang. Sungguh miris para koruptor yang sudah sangat merugikan mencapai triliunan rupiah, pada saat masa hukuman masih saja mendapat keistimewaan-keistimewaan.

Menyadur puisi mba Nana (25/07/18). "Korupsi adalah kejahatan Luar Biasa, tindak keji merampok hak-hak warga negara, seharusnya koruptor dihukum sangat berat, dipenjara dengan pengawasan amat ketat, ...., pengistimewaan koruptor pantas bikin marah, menghina akal sehat jika penjara amat mewah."

 Terakhir, penulis sangat setuju jika pemerintah harusnya memiskinkan dan menghukum mati terpidana korupsi (red).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun