Mohon tunggu...
Dede Rahmat
Dede Rahmat Mohon Tunggu... -

Environmental Consultan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pagi di Anambas

24 Desember 2014   14:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:34 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1419381679538821730

Teringat kala itu...

Ombak saling berkejar-kejaran menepis batu-batu besar nan kokoh. Sapuan ombak menyapu bersih pasir-pasir putih pantaiku. Angin bertiup sepoi melambai lembut menerobos sukma yang tenang. Semua memainkan peran dengan kompak dan bersahabat membentuk melodi indah pagi hari. Ikan mata besar (kami sebut ikan belosoh), berkumpul dengan semangat diatas batu-batu kokoh itu. Ikan-ikan karang menyambut pagi dengan senyuman terindah mereka mewarnai dengan pelangi dalam tawarnya warna permukaan laut. Pohon-pohon hijau besar berjejer, berbaris dalam barisan-barisan yang rapih, membentuk blokade-blokade pertahanan pantai. Tambahan warna dalam indahnya pagi di pesisir pantai.

Lantunan-lantunan melodi pagi yang sulit tergambarkan oleh ingatan dan tulisanku, karena yang kurasa begitu indah sejuk menusuk kalbuku. Aku yang kala itu duduk diatas kursi dipinggir pantai ini, sulit untuk menggambarkan keindahan alam ini, sehingga ku paksa untuk membuat coretan-coretan ini untuk coba menumpahkan sedikit rasa apa yang kurasa pada pagi ini. Sekejap pikiranku melayang kala itu, berpikir seberapa lama kesejukan ini akan aku rasakan? dan apakah anak-cucuku juga akan merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasa pagi ini?.

Terpikir apakah generasi setelahku akan melihat ini? Apakah generasiku sanggup menjaga ini tetap ada sampai  nanti? Padahal kulihat disebagian tempat di tanah kelahiranku ini sudah mengganti lukisan-lukisan indah ini dengan bangunan-bangunan kokoh nan megah. Pikiran-pikiran ini muncul bagai bayangan hasil olah pikir karena kala itu.

Ku coba meyakinkan diri, bahwa pada pundakku dan generasiku tersimpan harapan-harapan generasi mendatang. Ku coba memetakan alam pikir ku untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.  Dan kutemukan bahwa jika aku dan generasiku yakin dan memiliki niat bahwa kami bisa menjaga ini dan mau bertindak walaupun dari gerakan-gerakan kecil untuk memperbaiki alam ini, maka aku yakin generasi setelahku akan meraskan hal yang sama.

Dipinggir pantai Tarempa dengan segelas kopi panas

15 Desember 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun