"Â Siapa dulu yah yang akan jadi target, Maya, Indah, Sinta, Yuli atau aini ?.....Sinta dulu ah yang cakepan " gumam Bejo dalam hati sambil mereka-reka rencana target peletnya.
Esoknya dengan PD nya Bejo datang kerumah Sinta dengan tak lupa ajimat keris kecil yang di isi ajimat Semar mesem tersimpan disaku celana, Sinta menyambut hangat kedatangan Bejo, dan terciptalah percakapan ngalor ngidul, ngwetan ngulon, sesekali terdengar tawa dari mereka entah apa yang mereka bicarakan.
" Sin, bagaimana, apakah Sinta mau menerima mas Bejo sebagai kekasih ?". tanya Bejo to the poin.
Sinta menghela napas panjang " Mas, beribu-ribu maaf, Sinta nggak bisa menerima mas Bejo sebagai kekasih, Sinta sudah punya tambatan hati !" jawab Sinta.
' lho kok nggak mempan yah nih jimat " gumam Bejo dalam hati seolah tak percaya.
untuk menambah keyakinan atas jawaban Sinta, Bejo bertanya sekali lagi, namun jawaban tetap sama.
Dengan kecewa Bejo pamit, sambil tetap betanya-tanya kenapa jimat yang diberikan si mbah tidak seperti yang diharapkan, namun Bejo tak putus asa, ia mencoba peruntunganya pada wanita-wanita yang lain sesuai daftar target Bejo dan hasilnya beberapa dari mereka menolak bejo secara halus dan yang lain menolak secara cukup kasar dan menyakiti hati Bejo.
" Wedus.., Dukun penipu.." teriak Bejo sembari menyebut beberapa nama penghuni kebun binatang.
Singkat kata setelah kejadian itu, Bejo langsung menyatroni rumah si mbah pemberi ajimat, dan meminta pertanggung jawaban dari si mbah, sang dukun terlihat mengerutkan dahi tanda berfikir dan heran karena selama ini ajimatnya bekerja memuaskan pada para konsumen nya yang lain.
" Nak Bejo jangan khawatir ! tunggu sebentar ." ujar si mbah, lalu masuk kekamarnya.
Bejo menunggu si mbah dengan penuh harap, beberapa lama kemudian si mbah keluar dari kamarnya sambil membawa sejenis kaca yang cukup besar dibingkai dengan hiasan ukiran jati.