Mohon tunggu...
Aura
Aura Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja lepas

Menulis supaya tidak bingung. IG/Threads: aurayleigh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Waspada Belanja Online, Sebuah Bentuk Literasi Digital

21 Mei 2021   17:29 Diperbarui: 22 Mei 2021   04:00 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Program literasi digital nasional - dokumentasi pribadi

Masih hangat kabar tentang peluncuran program Literasi Digital Nasional oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Mengusung tema "Indonesia Makin Cakap Digital", penyelenggaraannya menandai kelas-kelas literasi digital simultan di ratusan kabupaten-kota.

Harus kita akui, literasi digital berperan penting bagi peradaban manusia dewasa ini. Maklum, interaksi dengan liyan sudah tidak lagi terjadi pada ruang fisik dan verbal. Isu etis dan keterampilan pun jadi bahan perbincangan yang dibutuhkan masyarakat.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas, peserta program Literasi Digital Nasional  tersebar di berbagai kabupaten-kota. Peserta akan mengikuti kegiatan di kelas-kelas literasi digital yang menghadirkan narasumber lokal sebagai pemateri. Ketersebaran itu menarik karena selama ini, hal-hal yang berkaitan dan membutuhkan jaringan internet selalu dipandang sebelah mata.

Salah satunya adalah tentang pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19 yang belum diimbangi dengan penyempurnaan infrastruktur. 

Nah, menurut Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, Program Literasi Digital pada bulan Mei ini dilakukan secara paralel dengan percepatan dan penggencaran pembangunan infrastruktur telekomunikasi oleh Kominfo.

Oleh karena itu, kelas-kelas akan dapat diakses secara merata oleh peserta. Pada umumnya, tema-tema yang dipelajari terkait dengan kecakapan digital seperti kecakapan fotografi, videografi, media sosial, public speaking, Tangkas Digital dan Tular Nalar bersama Google, copywriting, digital marketing, privasi digital dan keamanan siber, dan sebagainya.

Masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam program pemerintah ini dapat dengan bebas mengakses informasi terkait kelas-kelas literasi digital melalui akun Instagram @Siberkreasi dan melalui tautan ini.

Tema lain yang juga jadi sentral adalah pengembangan literasi. Sepengamatan saya, selama ini pengembangan literasi digital terlalu identik dengan isu hoaks atau berita bohong. Dengan kata lain, sebagian besar masyarakat mengartikannya terlalu sempit.

Dalam cakupan yang lebih luas, literasi digital sesungguhnya juga didasarkan pada 4 pilar pokok -- yang juga jadi fokus pada program Literasi Digital Nasional. Pertama, etis bermedia digital. Kedua, aman bermedia digital. Ketiga, cakap bermedia digital. Terakhir, budaya bermedia digital.

Program ini adalah sebuah langkah signifikan yang patut diapresiasi oleh seluruh kalangan. Jika digunakan secara bijak, internet pasti akan berpengaruh signifikan bagi pengembangan peradaban dan kebudayaan, bahkan memperbaiki hal-hal yang sudah terlanjur "rusak".

Terlalu panjang jika kita merunut satu persatu hal-hal yang membuat internet menjadi barang jahat: hoaks, kekerasan verbal dan seksual, perundungan, penipuan. Saya yakin, penipuan melalui internet terjadi setiap jam di seluruh Indonesia. Lebih lebih penipuan melalui jalan jual-beli online. Penjahat semakin melek teknologi dan canggih belakangan ini.

Idealnya memang, kecakapan yang dimiliki masyarakat berjalan seiring dengan etika penggunaan teknologi informasi. Namun jika ditilik lebih jauh lagi, kita tidak bisa menggolongkan kejahatan virtual sebagai sekadar persoalan etika saja. 

Ada berbagai faktor lain yang mendorong orang untuk semakin giat belajar teknologi untuk berbuat kejahatan, salah satunya adalah problem kemiskinan struktural dan kesenjangan sosial.

Hal paling personal yang dapat dilakukan oleh masyarakat terkait kejahatan virtual adalah giat mempelajari segala macam kemungkinan kejahatan dan meningkatkan kewaspadaan. Orang lain bisa berbuat kejahatan, tetapi paling tidak, benteng pada diri kita sudah kuat untuk menghadapinya.

Dalam berbelanja online, ada beberapa tips yang bisa dipegang untuk membentengi diri dari penipuan dan kejahatan,

  • Gunakan filter pada e-commerce, hanya sertakan toko terpercaya dan bernilai tinggi
  • Tidak usah ragu untuk bertanya atau menanyakan kondisi asli barang dan kebiasaan packing penjual. Seringkali gambar yang disertakan bukan merupakan gambar promosi belaka, atau kalau barangnya bagus, packing yang tidak baik merusak barang dalam perjalanan. Memperoleh informasi tentang kondisi asli barang adalah hak konsumen.
  • Jika berbelanja di Instagram, perhatikan paling tidak dua langkah berikut,
  • Perhatikan jumlah followers dan likes pada setiap postingannya. Kalau jumlah followersnya jutaan tapi likes hanya 4-5 akun, itu sangat mencurigakan, bukan?
  • Baca informasi pada bagian informasi akun yang tersedia. Biasanya, akun toko online palsu sangat sering berganti nama dan foto. Suatu hari mereka bisa jadi toko daster, besoknya jadi toko sepatu impor, besoknya bisa berganti lagi jadi toko tanaman hias. Begini caranya,

Pertama, klik titik tiga di pojok kanan atas akun yang dimaksud, kemudian klik pada bagian "about this account".

Program literasi digital nasional - dokumentasi pribadi
Program literasi digital nasional - dokumentasi pribadi

Pada menu tersebut, akan ditemukan riwayat akun, lengkap dengan penggantian nama akun Instagram (jika pernah). Pada bagian inilah dapat ditemukan kejanggalan-kejanggalan jika memang akun digarap secara tidak wajar.

Program literasi digital nasional - dokumentasi pribadi
Program literasi digital nasional - dokumentasi pribadi
Pada intinya sebetulnya, menjaga keamanan berbelanja online juga merupakan salah satu bentuk literasi digital. Mari kita kawal peluncuran program literasi digital nasional baru-baru ini. Meski dengan misi di tataran dan ranah yang berbeda dengan pemerintah, tetapi visi harus tetap satu. Zaman sekarang, menjadi waspada adalah suatu kecakapan baru yang harus dikuasai para pengakses jagat maya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun