Mohon tunggu...
AAA^NhuzQ
AAA^NhuzQ Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

HUAHAHAHAHAH, GARA2 NULIS ARTIKEL KOMPASIANA KLIKNYA DIBAWAH 200 KLIK AKUN GUA DISUSPENDED, HAHAHAHAHAHAHAHA \n\n\n\n\n\n\n\n\n Untuk melihat profile, klik disini : \n\n\n https://www.orang-gantenk.co.id \n\n\n\n\n\n\n\n\n \n\n\n\n\n\n\n\n\n Atau, klik disini : \n\n\n https://www.orang-koplax.co.id \n\n\n\n\n\n\n\n\n \n\n\n\n\n\n\n\n\n Atau, klik disini : \n\n\n https://www.orang-ndlahom.co.id \n\n\n\n\n\n\n\n\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengapa Menulis di Kompasiana Itu Harus Pendek

12 Desember 2016   11:50 Diperbarui: 12 Desember 2016   12:01 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa Menulis di Kompasiana Itu Harus Pendek

*

Karena menulis panjang itu melelahkan.

Bukan hanya melelahkan pikiran saja untuk menulisnya.

Tangan dan jari juga lelah jika harus mengetik berbanyak-banyak kata.

Yang membaca pun kadang jengah dan jenuh bila kudu scrolling mouse berulang-ulang.

Sebab tipikal mayoritas pembaca media sosial itu tipenya pencari hiburan kesenangan dan kilas informasi.

Jadi rata-rata mereka lebih memilih kenyamanan, nyantai, simpel, meski ada keseriusan didalamnya.

Lantas bagaimana jika ingin menyampaikan gagasan atau informasi yang panjang ?

Ya diusahakan dengan sistematis simpel dan menarik sehingga tetap memenuhi unsur tidak berpanjang lebar alias pendek.

Katakanlah maksimal kira-kira dua kali scrolling view di monitor / laptop, itu sudah cukup bagus dan ideal untuk dinikmati dalam sekali pintas duduk.

Lantas jika panjangnya tulisan masih tidak mungkin hanya untuk dua scrol bagaimana ?

Buat saja model artikel berseri ataupun berlanjut, itu akan lebih menarik dan membuat semangat bagi yang membacanya jika mereka berkeinginan untuk mengikuti lanjutannya.

Prinsip dan patokan memandang pembaca di media sosial itu simpel.

Pembaca media sosial itu bukan pembaca buku, dan pembaca media sosial dan pembaca buku itu tidak sama alias berbeda.

Pembaca buku sudah meniatkan diri dan menyiapkan duduk berjam-jam hanya untuk fokus menyimak segala sesuatu yang ada dibalik isi buku.

Pembaca media sosial itu layaknya orang yang hobi traveling, dia akan mudah singgah dan berpindah ke semua situasi suasana yang baginya memenuhi unsur kesenangan, kenikmatan, kilas informasi dan daya tarik baginya.

Itulah curahan pendek isi hati, mengapa menulis di Kompasiana itu harus pendek.

Sebab nek nulise panjang lan dowo iku nggarai ngentekno kopi pitung nggelas pitung teko plus bayu panas telung galon.

Trus si kopinya sudah habis tinggal leutheuk ampase, ehh… artikel belom selesai.

Jadi mboseni mblooo,… hehehehe

Wiss ahh… sudah 288 kata.

*

AAA^NhusQ

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun