Lantas jika panjangnya tulisan masih tidak mungkin hanya untuk dua scrol bagaimana ?
Buat saja model artikel berseri ataupun berlanjut, itu akan lebih menarik dan membuat semangat bagi yang membacanya jika mereka berkeinginan untuk mengikuti lanjutannya.
Prinsip dan patokan memandang pembaca di media sosial itu simpel.
Pembaca media sosial itu bukan pembaca buku, dan pembaca media sosial dan pembaca buku itu tidak sama alias berbeda.
Pembaca buku sudah meniatkan diri dan menyiapkan duduk berjam-jam hanya untuk fokus menyimak segala sesuatu yang ada dibalik isi buku.
Pembaca media sosial itu layaknya orang yang hobi traveling, dia akan mudah singgah dan berpindah ke semua situasi suasana yang baginya memenuhi unsur kesenangan, kenikmatan, kilas informasi dan daya tarik baginya.
Itulah curahan pendek isi hati, mengapa menulis di Kompasiana itu harus pendek.
Sebab nek nulise panjang lan dowo iku nggarai ngentekno kopi pitung nggelas pitung teko plus bayu panas telung galon.
Trus si kopinya sudah habis tinggal leutheuk ampase, ehh… artikel belom selesai.
Jadi mboseni mblooo,… hehehehe
Wiss ahh… sudah 288 kata.